by Muh Khodiq Duhri - Espos.id Solopos - Rabu, 17 Maret 2021 - 17:03 WIB
Esposin, SRAGEN – Jumlah perokok aktif di Sragen menempati urutan tertinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain di Soloraya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya puntung rokok yang ditemukan di kawasan bebas rokok di Bumi Sukowati.
Berdasar pantauan Esposin, Rabu (17/3/2021), papan pengumuman terkait kawasan bebas rokok sudah terpasang di sejumlah tempat umum seperti Alun-Alun Sasana Langen Putra Sragen dan Taman Kridoanggo.
Baca juga: Perokok Aktif di Soloraya: Sragen Tertinggi – Sukoharjo Terendah
Akan tetapi, masih ada saja pengunjung dua tempat umum itu yang merokok. Tidak ada seorang pun yang menegur mereka meski dua tempat umum itu sudah ditetapkan sebagai kawasan bebas rokok.
“Rasanya risih melihat mereka dengan leluasa merokok. Padahal, di sekitar sini ada banyak anak yang bermain,” ucap Mukaromah, 40, warga Kedungupit Sragen kala berbincang dengan Esposin di Taman Kridoanggo.
Baca juga: Top 5 Kuliner Enak & Murah di Boyolali, Cuma Rp10.000-an
Rizal, petugas kebersihan di Taman Kridoanggo dan Alun-Alun Sasana Langn Putra Sragen selalu menemukan cukup banyak puntung rokok di dua kawasan bebas rokok itu setiap hari. Warga Pilangsari, Ngrampal, itu biasa menemukan puluhan puntung rokok di dua tempat umum itu saat bekerja membersihkan sampah.
“Kalau 50 puntung rokok ada setiap harinya. Kadang puntung rokok itu susah disapu karena berada di antara rerumputan. Puntung rokok itu saya angkut pakai gerobok bersama tumpukan sampah lain. Selanjutnya, sampah itu dibawa ke TPA [tempat pembuangan akhir],” ujar Rizal yang baru setahun bekerja sebagai petugas kebersihn di dua tempat umum itu.
Baca juga: 22 Hari Bertahan, Bayi Tanpa Tempurung Kepala di Solo Meninggal
Pemkab Sragen telah menetapkan sejumlah kawasan tanpa asap rokok melalui Perda No. 1/2011. Dalam Peraturan Bupati (Perbup) No. 72/2011 terkait Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 1/2011 itu disebutkan kawasan tanpa rokok meliputi delapan lokasi yakni tempat umum, tempat kerja, tempat ibadah, tempat bermain anak, angkutan umum, lingkungan pendidikan, sarana kesehatan dan sarana olahraga.
Anggota tim Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sragen, Dyah Nursari, menyebut penegakan perda dan pengawasan menjadi pekerjaan rumah yang perlu dilaksanakan pihak terkait.
“Saya kadang juga merasa jengah [melihat warga merokok di tempat umum]. Silakan merokok, tapi tahu tempat lah. Merokok itu tidak dilarang, tapi diatur,” ujar Dyah Nursari.
Baca juga: Disengat Tawon Vespa, Warga Ngadirojo Wonogiri Lumpuh