by Afifa Enggar Wulandari - Espos.id Solopos - Minggu, 20 Februari 2022 - 23:33 WIB
Esposin, SOLO -- Sekitar 20 orang bersama-sama dengan penjelajah Soerakarta Walking Tour menyusuri jejak-jejak Eropa di Kota Solo, Minggu (20/2/2022). Penjelajahan dimulai dari Balai Kota Solo, pukul 09.00 WIB.
Jejak-jejak Eropa di kompleks Balai Kota Solo memang sudah tidak terlalu tampak. Bekas jejak koloni tampak pada bunker yang berada di sisi barat Kantor Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Solo.
Hanya bunker tersebut yang masih menyisakan jejak terjelas kependudukan Eropa (Belanda) kala itu. Perjalanan dilanjutkan menuju sisi utara kompleks Balai Kota Solo, yakni bangunan Gereja St Antonius Purbayan.
Baca Juga: Sejarah Solo: Bisnis Kopi Melesat di Era Kejayaan Mangkunegaran
Bangunan gereja yang meninggalkan jejak-jejak Eropa tersebut berlokasi di barat Jl Arifin, tak jauh dari Balai Kota Solo. Koordinator Soerakarta Walking Tour, Muhammad Apriyanto, mengatakan tak banyak perubahan pada bangunan gereja tersebut.
"Enggak ada perubahan signifikan pada bangunan gereja. Yang autentik bangunannya adalah bangunan gereja sisi utara," terang Apri kepada peserta jelajah, Sabtu (19/2/2022).
Di sisi utara bangunan gereja, terdapat bangunan bergaya arsitektur Eropa juga. Bangunan tersebut merupakan bekas Hotel Juliana. Hotel tersebut konon mempunyai 50 kamar dilengkapi dengan fasilitas pemanas air.
Baca Juga: Sejarah Solo: Saat Keraton Pindah 1745, Amerika Masih Koloni Inggris
Gedung tersebut merupakan tempat pementasan tonil (sandiwara) yang bisa dinikmati masyarakat Solo waktu itu. Tidak jauh dari Gereja St Antonius, terdapat kompleks pendidikan agama Katolik.
Baca Juga: Ini Dia Gereja Tertua dan Pertama di Kota Solo
Di antaranya SD Pangudi Luhur m, SD Marsudirini, SMP Kanisius I, serta SMK Grafika Kanisius. Masih di kawasan yang sama, berdiri juga bangunan megah ala Eropa yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan Gedung Bruderan Purbayan.
Penjelajahan berlanjut menuju Kampung Kebalen yang berlokasi di sepanjang Jl Saharjo. Di kampung tersebut masih berdiri bangunan bekas rumah Tuan Mayor (Court of Justice), yang dulunya hidup sebagai jaksa di Solo.