by Sri Sumi Handayani - Espos.id Solopos - Minggu, 16 Februari 2020 - 13:00 WIB
Berdasarkan pantauan Esposin, pengelola Masjid Agung Karanganyar sudah melepas karpet yang biasa dipakai alas salat. Kondisi masjid kotor karena debu dan sampah plastik.
Sejumlah pekerja sibuk menggotong tangga dari satu lokasi ke lokasi lain. Mereka juga melepas lampu tembak di atap gedung induk.
Hal senada disampaikan warga Jumantono, Anur. Dia tidak mengetahui informasi pembangunan Masjid Agung Karanganyar. Dia sering salat di Masjid Agung Karanganyar karena suasananya teduh dan nyaman.
"Baru hari ini lihat begini. Enggak dengar kalau mau dibongkar. Ya sering salat di sini sekalian istirahat. Kalau ke sini itu rasanya tenang, suasana adem,” terang Anur.
Pemkab Karanganyar melakukan belanja jasa konsultan perencana dan manajemen konstruksi pembuatan dokumen perencanaan pada 2019. Fokus 2020 hingga 2021 adalah pembangunan infrastruktur.
Objek lelang bongkaran bangunan induk Masjid Agung Karanganyar seluas 3.570 meter persegi. Pemkab Karanganyar membuka harga dasar penjualan Rp243,9 juta dengan syarat jaminan lelang Rp100 juta. Selain itu pemenang lelang membayar bea lelang 2% dari harga pelelangan.
Data yang dihimpun dari Kantor Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Karanganyar, warga Bantul itu memenangkan lelang dengan nilai penawaran Rp248,9 juta.
Kurniadi menjelaskan, tugas BKD selesai hingga pembongkaran gedung induk Masjid Agung Kabupaten Karanganyar. Tahap selanjutnya, yakni lelang konstruksi menjadi wewenang DPUPR Kabupaten Karanganyar.
"Domain kami memproses penghapusan aset bangunan induk Masjid Agung Karanganyar. Tahapan proses sudah dilalui, sudah ada pemenang. Pemkab akan menerbitkan SPK. Pembongkaran selama 14 hari sejak SPK diterbitkan. Ini kami menunggu Pak Sekda selaku pejabat pengelola barang milik daerah menandatangani SPK," tutur dia.