Esposin, SOLO -- Pasar Triwindu Solo yang menjual barang-barang antik dan lawas kerap dianggap sebagai salah satu pasar paling unik di Kota Bengawan. Hal itu menjadi daya tarik bagi warga yang ingin mengambil foto prewedding atau sekadar berfoto.
Barang-barang yang dijual di Pasar Triwindu memang banyak yang berbentuk unik serta berwarna-warni, bahkan langka. Hal itu membuat pasar tersebut terkesan retro sehingga banyak yang ingin mengabadikannya sebagai kenang-kenangan atau dibagikan melalui media sosial.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Triwindu (P3T) Solo, Yuliana Kusumaningtyas, menyampaikan sejak 2023 lalu, setidaknya sudah ada sekitar 10 pasangan calon pengantin yang melakukan foto prewedding di Pasar Triwindu.
“Selama 2024 ini, sejak Januari-Agustus, juga sudah ada beberapa pasangan yang [berfoto] prewedding di sini. Saya tidak begitu ingat berapa, antara tiga atau empat pasangan,” kata perempuan yang akrab disapa Nana itu saat ditemui Esposin di Pasar Triwindu, Senin (26/8/2024).
Berfoto prewedding di Pasar Triwindu, lanjut dia, tidaklah gratis. Ada biaya yang harus dikeluarkan pasangan calon pengantin, yakni Rp125.000. Dengan uang itu, pasangan calon pengantin akan mendapatkan fasilitas berupa rekomendasi tempat-tempat yang dianggap paling cocok untuk berfoto serta akses bebas tanpa gangguan dari pengunjung lain selama dua jam.
“Kami, para pedagang sudah menyepakatinya, bahwa kalau ada yang prewedding akan kami bantu dengan menyiapkan tempat dan tanpa gangguan. Biasanya juga kami pilihkan kios atau tempat yang cocok seperti di tangga kayu, dan beberapa kios di lantai I dan II,” ungkapnya.
Lebih lanjut, uang yang dibayar pasangan calon pengantin itu masuk ke dana kas paguyuban sebagai uang perawatan dan operasional lainnya di Pasar Triwindu Solo.
Tanda Pengenal Pengunjung
“Misalnya, kalau ada lampu atau pintu yang rusak, kami enggak bisa bergantung pada uang dari Dinas [Perdagangan atau Disdag] karena kan harus sesuai prosedur dan itu lama biasanya. Masa iya, kios yang pintunya rusak enggak ditutup berbulan-bulan karena dana perbaikan pintu harus menunggu dari dinas. Untuk itu, kami gunakan uang dari tarif prewedding ini,” kata dia.Selain itu, kata Nana, uang yang didapat dari prewedding juga digunakan sebagai ganti rugi jika nantinya ada barang-barang dagangan yang secara sengaja ataupun tidak terjatuh dan rusak.
Karena alasan itu pula, bagi wisatawan yang berkunjung tidak untuk berbelanja melainkan untuk menikmati suasana saja di Pasar Triwindu dan berfoto ria, P3T memberikan tanda khusus semacam tanda pengenal.
Sama seperti pasangan calon pengantin yang berfoto prewedding, pengunjung atau wisatawan yang mengenakan tanda pengenal khusus itu juga akan mendapat keleluasaan sampai pada batas tertentu untuk berfoto atau sekadar menikmati suasana pasar dengan sekitar 102 pedagang itu.
Untuk biayanya, Nana menyebut seikhlasnya saja sesuai kemampuan pengunjung atau wisatawan. “Tanda itu boleh dibilang sebagai kulanuwun lah kepada para pedagang yang sebagian besar sudah sepuh di sini. Saya juga sudah berkomunikasi dengan para pedagang tentang hal ini,” kata Nana.
Hal itu, lanjut Nana, perlu dilakukan mengingat barang dagangan di Pasar Triwindu Solo mayoritas merupakan barang langka dan unik, serta ada sebagian yang mudah rusak jika terjatuh.
Selain itu, ia juga sering mendapat keluhan dari pedagang lainnya karena pengunjung tak jarang bertingkah sembarangan saat berada di Pasar Triwindu.
“Ya, ini untuk saling jaga juga. Kami pedagang mencari nafkah, sementara pengunjung untuk liburan. Biar sama-sama enak kami berlakukan penggunaan tanda pengenal itu, biar sama-sama memiliki tanggung jawab,” katanya.