by Aris Munandar - Espos.id Solopos - Rabu, 10 Februari 2021 - 16:15 WIB
Esposin, WONOGIRI - Pencarian luweng di Pracimantoro Wonogiri untuk mengatasi banjir di daerah tersebut belum juga berhasil. Oleh karenanya, warga setempat pun memutar otak untuk bisa menangani banjir yang datang setiap tahunnya.
Terdapat tiga luweng di Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, yan dicari yakni satu di Dusun Dompol, Desa Petirsari dan dua luweng di Dusun Joho Kidul, Desa Joho. Warga setempat berupaya menemukan luweng tersebut dengan menggunakan alat berat. Namun, upaya belum juga berhasil meski pengerukan sudah mencapai kedalaman tujuh meter. Pencarian luweng pun akhirnya dihentikan.
Baca Juga: Parah! Begini Kondisi Jalan Rusak di Kadokan Sukoharjo Serupa Lintasan Off Road
Camat Pracimantoro, Wonogiri, Warsito, mengatakan pihaknya membuat solusi kedua untuk menangani banjir di daerah itu setelah luweng tak kunjung ditemukan. Solusi yang diterapkan dengan cara membuat saluran untuk membuang air hujan dari permukiman warga menuju luweng yang masih berfungsi.
Di Dusun Dompol, saluran pembuangan air hujan diarahkan ke barat. Di sebelah barat Dompol, berjarak 150 meter terdapat luweng yang masih berfungsi. Sedangkan di Dusun Joho Kidul dibuat saluran yang mengarah ke selatan atau Dusun Jatiharjo. Di sana ada luweng yang berfungsi, jaraknya sekitar 200 meter.
"Untuk solusi sementara kan di lokasi rawan banjir diberi alat penyedot air. Jadi ketika hujan deras dan menggenangi permukiman, air langsung bisa disedot. Kalau dari tadi malam tidak disedot sekarang masih menggenangi permukiman warga," kata Warsito.
Baca Juga: Dikeruk 7 Meter Hingga Undang Orang Pintar, 3 Luweng di Pracimantoro Wonogiri Belum Juga Ditemukan
Kepala Desa Joho, Samrawi, mengatakan, jika pencarian luweng tidak ditemukan, maka akan dibuat saluran untuk membuang air hujan. Namun pembuatan itu perlu kajian mendalam. Hal itu karena di Joho dipadati permukiman, beda dengan desa lainnya. Perlu pemetaan khusus dan pendekatan sosial masyarakat.
"Jika pencarian luweng tidak ditemukan dan pembuatan saluran tidak memungkinkan, maka solusi terakhir yang kami lakukan yakni menambah pompa air di daerah yang setiap tahunnya terendam banjir," kata Samrawi.