by Indah Septiyaning W Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 6 Agustus 2013 - 23:15 WIB
Esposin, SOLO -- Puluhan pengemis dan tukang sapu dadakan membanjiri tempat permakaman umum (TPU) di Kota Bengawan. Mereka memanfaatkan tradisi nyekar atau ziarah ke makam leluhur menjelang Lebaran.
Berdasarkan pantauan, Selasa (6/8/2013), pengemis dan tukang sapu dadakan, baik lanjut usia (lansia) maupun anak-anak menyerbu makam. Mereka datang bergerombol, sebagian membawa sapu dan cangkul membersihkan rumput yang tumbuh di sekitar makam.
Mereka kemudian menyerbu setiap peziarah. Tradisi nyekar biasa dilakukan masyarakat Jawa menjelang Lebaran. Seperti halnya, Mardiyani, warga Sekarpace, Jebres yang selalu memanfaatkan momentum menjelang Lebaran untuk mencari rezeki dari makam. Dia mengaku bersama ratusan warga lainnya menjadi pengemis serta tukang sapu dadakan di Makam Purwoloyo.
“Tiap menjelang Lebaran seperti ini, ke makam jadi tukang sapu. Anak juga senang kalau diajak ke sini untuk minta sedekah dari ahli waris. Lumayan dapat uang dari peziarah,” ujarnya ketika dijumpai Esposin.
Senada disampaikan warga lain, Ambar. Bagi wanita yang setiap harinya bekerja membersihkan makam itu, hal yang selalu ditunggu adalah hari sebelum puasa dan sebelum Lebaran. Hal ini lantaran bisa bertemu ahli waris makam.
Sementara itu, Sadono, peziarah asal Jakarta mengaku, kegiatan berziarah ke makam menjelang Lebaran merupakan sebuah budaya yang sudah mengakar di masyarakat.