Langganan

LAYANAN KESEHATAN SOLO : Pendapatan Naik 800%, RSUD Ngipang Solo Raup Rp16,4 Miliar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Indah Sw Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 19 April 2015 - 03:45 WIB

ESPOS.ID - RSUD Solo di Ngipang, Banjarsari, Solo (JIBI/Solopos/Dok)

Layanan kesehatan Solo salah satunya di RSUD Ngipang Solo meraup pendapatan fantastis. Pendapatan naik 800% dibanding tahun 2013 lalu.

Esposin, SOLO — Pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Solo di Ngipang, Banjarsrai,  selama 2014 berhasil dicapai Rp16,4 miliar, atau naik 800% lebih dibandingkan pada 2013 hanya Rp2 miliar. Penaikkan pendapatan terjadi seiring meningkatnya jumlah kunjungan pasien di RSUD yang kini menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BLUD).

Advertisement

Demikian disampaikan Direktur RSUD Solo dr. Willy Handoko di sela-sela Peresmian RSUD Solo, Jumat (17/4/2015). Willy mengatakan tingkat kunjungan pasien  setahun mencapai 54.381 orang, atau rata-rata 350 kunjungan pasien per harinya.

“Bed occupancy ratio (BOR) sampai 85%. 2013, pendapatannya tidak lebih Rp2 miliar. Tapi di 2014, naik bisa mencapai Rp16,4 miliar. Kenaikannya sangat tinggi sekali karena ada penambahan sarana dan prasarana,” kata dia.

Saat ini, Willy mengatakan pelayanan RSUD meliputi IGD 24 jam, rawat jalan, rawat inap dan penunjang. Untuk rawat jalan, Willy menyebutkan terdiri atas poliklinik umum, gigi, penyakit dalam, obsetri dan ginekologi, anak, mata, kulit dan kelamin, THT, syaraf, paru, serta VCT.

Advertisement

Rawat Inap

Sementara untuk rawat inap, meliputi non bedah/umum, bedah, anak, obsetri dan ginekologi. Sedangkan sarana dan prasarana penunjang meliputi ICU, radiologi, hemodialisa, laboratorium patologi klinik, rehabilitasi medik, farmasi, gizi, bank darah, ambulans dan lain sebagainya.

“Layanan hemodialisa dulu hanya dua bed tambah menjadi empat, dan sekarang delapan bed. Kunjungan di layanan hemodialisa ini sangat tinggi, bahkan beberapa antre,” katanya.

Advertisement

Willy mengaku perkembangan RSUD cukup pesat, karena managemen terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Kota Solo dan sekitarnya. RSUD yang dibangun multiyears sejak 2010 hingga 2014 dengan menelan anggaran Rp50 miliar telah dilengkapi dengan berbagai jenis layanan.

Willy mengaku masih kekurangan puluhan tenaga medis dan paramedis.  Saat ini, Willy menyebutkan jumlah tenaga medis dan paramedis hanya memiliki 220 pegawai, baik pegawai negeri sipil (PNS) maupun non PNS.

“Selain rencana menambah tenaga medis, kami juga akan mengembangkan pelayanan spesialis pada sore hari, klinik imunisasi dan klinik tumbuh kembang anak,” katanya.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo sangat mendukung pengembangan RSUD Solo, agar lebih baik pelayanannya. Wali Kota akan mengusulkan anggaran pada APBD Perubahan untuk rencana perluasan rumah sakit. Sementara untuk kekurangan tenaga medis, Wali Kota akan mengusulkan ke Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) penambahan tenaga dokter spesialis.

“Tahun ini kami kan tidak dapat memiliki dokter spesialis. Karena saat perekrutan CPNS kemarin, lowongan dokter spesialis tidak ada peminat. Jadi nanti kita mintakan ke Kementrian,” katanya.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif