Esposin, SRAGEN—Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen bakal bekerja sama kemitraan dengan Perum Bulog dalam penyerapan gabah langsung dari petani. Pada tahap awal kerjasama itu, KTNA menargetan 200 hektare sawah di Sragen dapat menjadi mitra Perum Bulog. Padahal Perum Bulog menargetkan bisa menyerap gabah petani dengan luas panen sampai 1.000 hektare.
Rencana kerja sama tersebut diungkapkan Ketua KTNA Sragen, Suratno, kepada Esposin, Jumat (6/9/2024). Suratno sudah mengumpulkan perwakilan KTNA dari 20 kecamatan dan penyuluh pertanian yang difasilitasi Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen pada Kamis (5/9/2024) lalu untuk merencanakan pemetaan potensi wilayah kecamatan masing-masing.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
“Setelah pertemuan itu, kami akan melakukan pendataan luas lahan di Sragen yang akan dikerjasamakan dengan program mitra tani dari Perum Bulog. Jadi Perum Bulog pusat itu membentuk divisi baru yang mengurusi kerjasama kemitraan dengan petani yang disebut Program Mitra Tani,” jelasnya.
Dia menerangkan penyerapan gabah tersebut dilakukan dari hulu sampai hilir dan Sragen mendapat target awal 200 hektare. Jadi per kecamatan nanti, jelas dia, ada 10 hektare yang bisa dikerjasamakan. Dia mengatakan pendekatannya lewat pendampingan dan gabah dibeli langsung oleh Perum Bulog dengan harga pasar.
“Saat harga jatuh pun, Bulog berani membeli dengan harga pembelian pemerintah [HPP] senilai Rp6.000 per kg untuk gabah kering panen [GKP]. Kalau dengan kondisi subsidi pupuk yang masih jalan sekarang, maka harga Rp6.000 per kg itu suda baik di tingkat petani dan petani masih bisa untung,” ujarnya.
Dia menjelaskan pembelian gabah petani itu tidak ada kriteria khusus dari Bulog, seperti kadar air, kadar broken, dan seterusnya. Kalau padinya kebanjiran, ujar dia, maka berbeda perlakuannya. Dia menyatakan KTNA akan melakukan pemetaan potensi dulu dan pada akhir September ini diharapkan data sudah masuk ke Bulog.
“Bulog nanti akan tanda tangan MoU [memorandum of understanding] dengan KTNA. Penyerapan gabah ini merupakan penugasan dari pemerintah. Selama ini serapan gabah langsung dari petani masih kurang,” ujarnya,
Anggota KTNA Sragen, Warsito Ronggo, menambahkan kerja sama KTNA dengan Bulog itu sekaligus memotong mata rantai perdagangan gabah di Sragen. Dia melihat selama ini banyak tengkulak yang bermain di Sragen dan dimunginkan Bulog beli gabah petani lewat tengkulak, bukan petani langsung.
“Nanti Bulog langsung transaksi dengan petani di sawah. Sebenarnya ada beberapa program serapan gabah, seperti kemitraan, sewa, pendampingan, dan seterusnya. KTNA memilih program kemitraan dan pendampingan,” kata dia.