Esposin, SRAGEN--Sebanyak 43 petani anggota Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dari perwakilan 20 kecamatan menghadiri Rembug KTNA Nasional yang dihelat di Tabanan, Bali. Mereka berangkat satu bus bergabung dengan 325 petani dari seluruh Indonesia pada Minggu (28/7/2024).
Ketua KTNA Sragen Suratno kepada Esposin, Minggu (28/7/2024), mengungkapkan Rembug KTNA Nasional 2024 ini berlangsung selama tiga hari, yakni mulai Sabtu-Senin (27-29/7/2024).
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Dalam pertemuan itu, Suratno menerangkan KTNA Sragen mengusulkan agar petani di Indonesia maju dan Indonesia dapat berkedaulatan pangan. Dia menilai ketersediaan pangan di Indonesia itu cukup sehingga bisa ekspor, bukan malah impor.
"Jangan sampai Indonesia negara agraris malah impor beras. Tantangan pertanian ke depan itu terkait dengan persoalan ketersediaan pupuk, luasan lahan yang berkurang dengan banyaknya alih fungsi lahan, dan persoalan El Nino akan berdampak pada berkurangnya ketersediaan air. Untuk antisipasi dampak El Nino bukan hanya pompanisasi dari aliran irigasi tetapi juga butuh pompanisasi dari sumur dalam," jelas Suratno.
Dia menerangkan ketika petani butuh sumur dalam maka butuh support dari PLN. Dia mendukung program listrik masuk sawah untuk memfasilitasi pompanisasi sumur dalam.
Dia mengatakan dalam konteks Sragen sudah jalan dan produktivitas pangan di Sragen berlebih. Dia mengatakan produksi gabah di Sragen banyak yang keluar Sragen, karena saat panen banyak tengkulak dari wilayah luar Sragen membeli gabah para petani Sragen.
Suratno mengkap penjelasan dari Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian tentang kegiatan strategis pertanian di 2024. Dia menyampaikan ada tiga kegiatan strategis, yakni pompanisasi, optimalisasi lahan, dan pemberian dolomit untuk perbaikan kualitas tanah.
"Pompanisasi dari pemerintah pusat cukup banyak yang ditargetkan sebanyak 62.388 unit, irigasi perpompaan 9.904 unit, dan pipanisasi 5.435 unit. Semua itu diprogramkan pemerintah untuk menjamin ketersediaan air saat musim kemarau sehingga dapat meningkatkan areal tanam padi di daerah. Sementara untuk optimalisasi lahan, difokuskan pada lahan rawa seluas 360.000 hektare di 12 provinsi," ujar dia.
Dia mengatakan dari Ditjen juga memberi strategi peningkatan produksi padi, yakni dengan ketersediaan pupuk yang ditargetkan sanpai 9,55 juta ton untuk jenis urea, NPK, hingga organik. Strategi lainnya, jelas dia, lewat kredit usaha alat mesin pertanian dan asuransi usaha tani padi.