by Tri Rahayu Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Sabtu, 22 Februari 2014 - 23:30 WIB
Esposin, SOLO -- Pejabat Humas Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, K.P. Bambang Pradotonagoro, menegaskan keterlibatan Roy Suryo sebagai mediator konflik Keraton Solo merupakan dampak dilupakannya kesepakatan rekonsiliasi 16 Mei 2012. Saat itu, sudah ada kesepakatan yang selama ini dilupakan Dewan Adat.
Saat ditemui di kediamannya, Sabtu (22/2/2014) siang, Bambang menguraikan rekonsiliasi 16 Mei 2012 seolah dimentahkan sejumlah konflik yang terjadi selama ini. Bahkan, Bambang mengendus ada sentana dalem yang berusaha melupakan kesepakatan 16 Mei 2012 itu yang berujung pada munculnya persoalan Dewan Adat. Karena itulah Presiden SBY mengutus Roy Suryo menjadi mediator.
Bambang juga menerangkan proses pertemuan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo sebagai delegasi Presiden untuk memediasi tercapainya rekonsiliasi konflik keraton. Menurut Bambang, semula Roy Suryo bertemu dengan Panembahan Agung Tedjowulan dan PB XIII dalam masa satu hari, yakni Sabtu (15/2/2014).
Setelah itu, Roy Suryo bertemu dengan Dewan Adat Keraton. Sebelumnya pernah ada pertemuan di Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung yang intinya mendukung Roy Suryo sebagai mediator konflik keraton.
“Tujuan bertemu dengan SBY itu merupakan bagian dari tahapan rekonsiliasi. Mungkin, pertemuan dengan SBY itu diharapkan pemerintah pusat langsung turun tangan dan betul-betul menyelesaikan konflik keraton. Proses rekonsiliasi konflik keraton ini berjalan cukup lama sejak pemerintahan SBY-Jusuf Kalla dan SBY-Budiono,” tegasnya.