by Jibi Solopos Aries Susanto - Espos.id Solopos - Senin, 28 Mei 2012 - 16:28 WIB
SOLO- Setelah ratusan abdi dalem Keraton Surakarta menyatakan dukungan atas kepemimpinan dwitunggal, Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi-KGPH-PA Tedjowulan, Minggu (27/5) malam, kini giliran abdi dalem yang tergabung dalam Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) unjuk gigi.
Mereka yang berada di bawah kendali KP Edy Wirabhumi tersebut bahkan mulai pasang badan di lingkungan Keraton demi menjaga keutuhan Keraton penerus Dinasti Mataram Islam itu. “Kami dari Pakasa Sragen siap pasang badan di lingkungan Keraton. Hingga menjelang acara jumenengan nanti, jumlah kami akan semakin banyak,” kata Ketua Pakasa Sragen, Rawuh Suprianto kepada wartawan di Kori Kamandungan Keraton, Senin (28/5).
Dalam kesempatan itu, Rawuh datang ke Keraton bersama 40-an anggota Pakasa dari Desa Macan Mati, Ngrampal, Sragen. Mereka mengaku ingin menjadi sukarelawan penjaga Keraton setelah melihat kondisi Keraton akhir-akhir yang kian memanas.
Mulai hari itu, Pakasa akan berjaga secara bergiliran di sjeumlah lokasi, termasuk di Kori Kamandungan. “Kami sudah mengontak kawan Pakasa dari Klaten, Boyolali, serta Karangnyar. Kami akan bergiliran menjaga Keraton,” terangnya.
“Aksi ini atas inisiaif kami sendiri. Lalu, kami sampaikan kepada Kanjeng Wiro (Eddy Wirabhumi-red) dan dia merestui,” paparnya.
Selain pasang badan, Pakasa juga mendukung pengangkatan Mangkubumi sebagai PB XIV. Meski demikian, sikap dukungan tersebut akan diserahkan kepada para sentana yang mengelola pemerintahan Keraton.
Ketua Pakasa, KP Eddy Wirabhumi menjelaskan, kehadiran Pakasa di Keraton tersebut memang murni atas inisiatif mereka sendiri. Dia sendiri mengaku tak pernah mengeluarkan instruksi kepada Paksa untuk datang ke Keraton secara khusus. “Karena mereka bilang hanya mendatangkan 40-an orang, ya kami beri izinkan. Jumlah segitu kan tak terlalu menyolok,” paparnya.
Di sisi lain, sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan diri Gerakan Masyarakat Peduli Surakarta (Gempar) siap menjaga Kelurahan Baluwarti dari pihak-pihak luar yang mencoba memperkeruh konflik di internal Keraton.