by Dhima Wahyu Sejati - Espos.id Solopos - Selasa, 28 Mei 2024 - 10:56 WIB
Esposin, SOLO—-Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, mengatakan terdapat dua masalah mendasar dalam pengelolaan sampah di Indonesia.
Dia mengatakan masalah yang pertama terkait dengan kelembagaan dan anggaran yang kecil. Menurut dia, saat ini kewenangan pengolahan sampah berada di pemerintah daerah.
“Secara empirik sebenarnya, pengelolaan sampah itu akan baik dan benar, itu di angka dua tiga persen terhadap APBD [Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah],” kata dia ketika diwawancarai Esposin, belum lama ini.
Dia mengaku bahwa urusan terkait sampah masih dianggap sebagai nonpelayanan dasar. Akibatnya pemerintah daerah belum memprioritaskan anggaran untuk pengelolaan sampah.
Dia mengaku bahwa urusan terkait sampah masih dianggap sebagai nonpelayanan dasar. Akibatnya pemerintah daerah belum memprioritaskan anggaran untuk pengelolaan sampah.
“Sehingga dengan kondisi seperti itu, memang sangat mustahil [pemerintah] daerah bisa mendapatkan pengolahan sampah yang baik,” kata dia.
Masalah lain adalah persoalan kultural. Novrizal mengatakan persoalan masalah sampah juga berkaitan dengan perilaku masyarakat. Menurut dia, masyarakat belum sepenuhnya sadar untuk mengolah sampah dengan baik.
Dia mengatakan dua hal tersebut yakni kultural dan struktural itulah yang menyebabkan penyelesaian persoalan sampah belum maksimal.
Meski begitu, dia mengatakan sejak satu dekade terakhir, pemerintah Indonesia sudah mulai memperbaiki sistem pengolahan sampah agar tidak menjadi masalah.
“Artinya kita growing terus. Memang kondisi ideal seratus persen itu belum kita capai. Karena ini Indonesia kan juga adalah negara besar, lebih besar dari benua Eropa sebenarnya dengan penduduk hampir tiga ratus juta, jadi itu yang ingin saya sampaikan, bahwa kami sudah melakukan capai dan kami sedang growing,” kata dia.
Perlu diketahui, Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK 2022 menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21,1 juta ton.
Dari total produksi sampah nasional tersebut, 65.71% (13,9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik
Dia mengatakan dari total sampah yang belum terkelola itu, komposisi sampah organik masih mendominasi yakni di angka lebih dari 50%.
“Jadi sisanya ada plastik mungkin sekitar 8%. Kemudian kertas mungkin di 12%, sisanya adalah logam kaca,” kata dia.