by Chelin Indra Sushmita - Espos.id Solopos - Selasa, 28 Juni 2022 - 11:58 WIB
Esposin, KARANGANYAR — Kisah keberadaan pasar setan menambah sisi misteri Gunung Lawu yang membentang di perbatasan Jawa Tengah di Kabupaten Karanganyar dengan Jawa Timur di Kabupaten Magetan.
Keberadaan pasar setan tersebut dikaitkan dengan tataran kosmologis yang berkaitan dengan hal gaib beradasarkan teori strukturalisme Levi-Strauss. Mitos ini diyakini oleh masyarakat setempat yang mempercayai nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Dalam artikel jurnal karya Mirza Krisna Gita Pratiwi bertajuk Mitos-Mitos di Gunung Lawu: Analisis Struktur, Nilai Budaya, dan Kepercayaan dijelaskan bahwa masyarakat lokal sama sekali tidak terganggu dengan hal-hal gaib tersebut.
Mereka justru menghormati hal-hal yang bersifat metafisika karena bukan hanya manusia saja yang hidup di dunia. Melainkan ada makhluk dari dimensi lain yang mengisi kehidupan dunia yang salah satunya berada di Pasar Setan Gunung Lawu.
Mereka justru menghormati hal-hal yang bersifat metafisika karena bukan hanya manusia saja yang hidup di dunia. Melainkan ada makhluk dari dimensi lain yang mengisi kehidupan dunia yang salah satunya berada di Pasar Setan Gunung Lawu.
Keberadaan Pasar Setan ini digambarkan berwujud tumpukan bebatuan. Kegiatan pasar ini terjadi pada malam hari, khususnya malam Jumat.
Baca juga: Misteri Hargo Dalem Gunung Lawu, Tempat Paling Sakral di Tanah Jawa
Pasar Setan Gunung Lawu ini wujudnya tidak kasat mata. Akan tetapi pendaki dan masyarakat bisa mendengar suara keramaian seperti di pasar.
Jika pendaki maupun masyarakat mendengar suara atau bisikan yang mengajak bertransaksi dari bebatuan tersebut, maka mereka harus melemparkan uang berapapun dan memetik daun di sekitar lokasi. Hal itu merupakan gambaran dari proses jual beli yang ada di pasar.
Baca juga: Tangga ke Gunung Lawu Dibangun Agar Tak Ada Pendaki Tersesat
Pasar setan sebenarnya merupakan sabana di jalur pendakian Candi Cetho di Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Di tempat itulah sejumlah pendaki mengaku pernah mendengar suara riuh layaknya di pasar.
Bahkan, ada yang menawarkan barang-barang. Konon, jika mendengar suara itu, pendaki harus membuang apa saja layaknya sedang bertransaksi jual beli di pasar.
Baca juga: Mengenang Tragedi dan Petaka di Gunung Lawu yang Tewaskan Banyak Orang
Saat pendaki melintas, setan akan bertanya, “beli apa dik?” Konon, jika mendengar pertanyaan tersebut pendaki Gunung Lawu harus menjawab seolah hendak membeli barang yang ada di sekitar. Seperti tanah, daun, air, atau batu. Setelah itu, lemparkan uang ke arah datangnya suara tersebut.