by Luthfi Shobri Marzuqi - Espos.id Solopos - Sabtu, 26 Februari 2022 - 17:16 WIB
Esposin, WONOGIRI -- Wisata Kampung Wayang di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah resmi dicanangkan 29 November 2014, tetapi kisahnya tak seperti legenda Bandung Bandawasa yang membangun kompleks candi langsung jadi dalam semalam.
Membangun wisata Kampung Wayang butuh proses dari pra hingga pasca yang tak serta merta langsung sampai pada pencanangan. Kisah mula pada awal 2011. Empat mahasiswa dari salah satu universitas di Jakarta melakukan penelitian di Kepuhsari Wonogiri. Mereka mengambil objek penelitian wayang kulit Kepuhsari.
"Sejak itu ide penggarapan wisata Kampung Wayang mulai. Modelnya tidak lagi hanya menyumbang barang berupa wayang [kulit], tapi juga cara membuat wayang," kata salah satu perajin wayang di Desa Kepuhsari sekaligus pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat, Sutar, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga : Wisata Unik di Kampung Wayang Kepuhsari
Baca Juga : Wisata Unik di Kampung Wayang Kepuhsari
Penelitian sekelompok mahasiswa tersebut dilombakan pada suatu kompetisi dan menyabet juara tingkat nasional. Sutar menyebut sejumlah uang yang didapat empat mahasiswa itu diserahkan kepada Desa Kepuhsari. Maksudnya untuk pengembangan wisata Kampung Wayang. "Setelah itu mulai ada pelatihan-pelatihan. Seperti cara menyambut tamu. Setiap dua sampai tiga kali dalam sebulan," ucapnya.
Embrio wisata Kampung Wayang sudah ada. Seiring waktu berjalan, Desa Kepuhsari Wonogiri banyak dikunjungi wisatawan. Namun demikian, pokdarwis yang mengelola wisata Kampung Wayang tak memiliki inventaris penunjang wisata. Kondisi itu sebelum pencanangan resmi sebagai wisata Kampung Wayang.
Baca Juga : WISATA SOLORAYA : Serunya, Melancong dan Belajar di Kampung Wayang Wonogiri
Pencanangan Kampung Wayang tetap dilanjutkan. Retno menyebut Presiden Jokowi memberi bantuan Rp200 juta untuk optimalisasi wisata Kampung Wayang. Wujudnya bisa dijumpai sekarang, yaitu bangunan pendapa dan inventaris alat tatah, papan nama, dan kebutuhan lain.
"Paket wisata yang kami tawarkan, antara lain seperti workshop karawitan, workshop membuat wayang, homestay, hingga wisata kuliner. Pengurus pokdarwis itu semuanya sekaligus perajin wayang yang juga warga asli sini [Desa Kepuhsari]. Jumlahnya 38 orang," ucap Retno.
Baca Juga : Pasang Surut Sentra Pembuatan Wayang Kulit di Kepuhsari Wonogiri
Pendapa di sebelah bangunan sekretariat Kampung Wayang itu dijadikan tempat berkumpul wisatawan yang berkunjung. Bangunan itu juga menjadi tempat pagelaran wayang jika ada wisatawan yang mengambil paket wisata pagelaran wayang.
Pengurus pokdarwis sebanyak 38 orang menjadi pemandu workshop. Satu trainer, sambung Retno, biasanya memegang empat hingga lima wisatawan. Tapi, katanya, itu tergantung jenis wisatawannya. "Jika wisatawannya berasal dari mancanegara, satu trainer bisa memegang lebih sedikit dari itu," ujarnya.
Baca Juga : Begini Nasib Perajin Wayang Kulit Kepuhsari Wonogiri saat Pandemi
Menurut Retno, saat ini sudah ada 10 pengurus pokdarwis yang mampu berbahasa asing. Modal SDM itu sebagai persiapan apabila menerima wisatawan dari mancanegara.
Kesiapan tempat, sarana penunjang, trainer yang siap menyambut wisatawan baik lokal maupun mancanegara, lambat laun telah menjadikan wisata Kampung Wayang di Desa Kepuhsari Wonogiri sebagai paket wisata yang matang.
Sampai akhirnya wisata itu menemui jalan buntu saat pandemi Covid-19. Covid-19 mewabah dan belum usai memaksa Retno sempat menutup wisata Kampung Wayang. Saat ini, wisata Kampung Wayang telah dibuka untuk warga lokal dan terbatas. Namun, pengelola wisata belum berani membuka pintu bagi wisatawan mancanegara yang ingin belajar membuat wayang dan menabuh gamelan di Kampung Wayang.