by Redaksi - Espos.id Solopos - Selasa, 18 Februari 2020 - 08:00 WIB
Nah, tahukah Anda bagaimana sejarah sungai yang menjadi sarang piton di Sragen itu? Ternyata, nama Sungai Garuda tidak ada hubungannya dengan ular.
Sungai di Karangmalang, Sragen, itu dinamai Garuda karena lekat dengan bioskop dan bus Garuda di sekitar kawasan tersebut.
Seorang mantan pamong Kebudayaan Kabupaten Sragen, Anas Sugiyono, 74, mengungkapkan, nama garuda merupakan sebutan akrab sungai tersebut bagi warga di lingkungan Kabupaten Sragen. Nama garuda itu diambilkan dari gedung Bioskop Garuda yang terletak di sebelah barat Jembatan Garuda, sekarang masuk Kampung Gerdu, Sragen Tengah.
Bioskop itu sebelumnya merupakan gudang pangan orang Sragen yang dihanguskan tentara Belanda saat Agresi Militer Belanda II pada 1949. Sisa bangunan gedung itu direnovasi oleh Mulyo Sudarto untuk membangun bioskop pada 1950-an.
Anas Sugiyono ingat betul dirinya berusia tiga tahun saat Agresi Mliliter Belanda terjadi. Dia sempat ikut mengungsi ke Tangen.
“Seperti film Darna, itu film super hero Indonesia dengan musuhnya berambut banyak ular. Ada juga film Tarzan, Comando Cody, dan Letnan Subur. Film Letnan Subur itu film tentang penumpasan gerombokan Merapi-Merbabu Compleks (MMC),” terang Anas Sugiyono kepada Esposin, Senin (17/2/2020).
Bus Garuda
Setelah Bioskop Garuda berdiri, Mulyo Sudarto juga mendirikan perusahaan angkutan umum (PO) bus yang namanya juga Bus Garuda. Anas Sugiyono mengatakan, dulu PO bus itu ada di sebelah timur Jembatan Garuda yang sekarang menjadi Swalayan Luwes Sragen.
Kini, nama Garuda justru dikenal sebagai nama sungai yang berada di dekat bioskop tersebut. Sungai Garuda Sragen yang namanya diambil dari nama bioskop kini juga kondang sebagai sarang ular piton, khusunya yang berada di Kampung/Kelurahan Plumbungan, Karangmalang, Kabupaten Sragen.