Langganan

Kekurangan air bersih, warga berswadaya bikin sumur dalam - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 24 Juli 2011 - 20:40 WIB

ESPOS.ID - MENARA AIR -- Sebuah menara air dibangun untuk melengkapi sumur dalam yang dibangun warga di Jatibatur, Gemolong, Sragen. (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Sragen (Esposin) - Ratusan warga yang tersebar di tiga dukuh di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Sragen kekurangan air bersih. Ketiga dukuh tersebut meliputi Dukuh Kukungerit, Bulu dan Sidorejo. Kondisi tersebut memaksa warga membuat sumur dalam secara swadaya.

Ketua RT 1 Kukungerit, Jatibatur, Suparman, saat dijumpai Espos, Minggu (24/7/2011), mengungkapkan ada puluhan warga di wilayahnya yang belum dapat mengakses air bersih. Mayoritas, imbuhnya, adalah warga kurang mampu yang belum memiliki sumur sendiri. "Tak jarang kami harus ngangsu di sumur milik tetangga. Hal ini sudah berlangsung selama puluhan tahun," katanya.
Advertisement

Musim kemarau, imbuhnya, semakin mempersulit warga untuk mengakses kebutuhan air. Pasalnya, jelas Suparman, sumur dangkal milik warga sebagian besar mengalami pendangkalan. Kondisi itu praktis membuat warga kelimpungan. "Akhirnya kami sepakat berswadaya bikin sumur dalam sendiri. Kami sudah lelah nunggu bantuan dari Pemerintah," ujarnya. Dipaparkan Suparman, sudah ada 24 warga yang mendaftarkan diri agar memeroleh aliran sumur dalam tersebut. Jumlah itu, lanjutnya, sangat mungkin meningkat mengingat terdapat ratusan warga yang masih membutuhkan air bersih. "Dengan berswadaya, biaya pemasangan dan lain sebagainya hanya memakan Rp 1,5 juta per KK. Kalau bikin sumur sendiri bisa sampai Rp 7 juta," jelas dia.

Menurut dia, sumur dalam tersebut nantinya bisa memasilitasi kebutuhan air bersih hingga 200 KK. Pihaknya menargetkan sebelum Lebaran semua kelengkapan sumur dalam bisa selesai digarap. "Saat ini kami sedang melakukan pemasangan paralon dan pembangunan tower air. Semoga sebelum Lebaran sudah jadi."

Sementara itu, Kepala Desa Jatibatur, Supadi, sebelumnya mengaku pernah menawarkan program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) kepada masyarakat. Namun mayoritas warga, jelasnya, kurang antusias dengan penawaran itu. "Mungkin karena program itu baru bisa terlaksana tahun depan, warga jadi menolak. Padahal dengan Pamsimas, dana yang dikeluarkan warga bisa jauh lebih murah," katanya.

Advertisement

Meski demikian, pihaknya mengaku tak bisa menghalangi upaya masyarakat tersebut. Pihaknya hanya mengimbau warga agar berkoordinasi dengan Pemdes dalam setiap kegiatannya. "Jadi kalau ada masalah di masa mendatang, kami bisa tahu dan ikut memberi solusi," tandasnya.

m99

Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif