by Kurniawan - Espos.id Solopos - Senin, 18 Januari 2021 - 15:35 WIB
Esposin, SOLO -- Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyoroti perbedaan kebijakan Pemkab Sukoharjo dengan Pemkot Solo terkait pembatasan aktivitas masyarakat di mal di tengah pademi Covid-19 ini. Ketika Solo melarang anak-anak berjalan-jalan di mal, tapi di Sukoharjo tetap dibolehkan.
Menurut Gibran pemerintah daerah di Soloraya seharusnya kompak dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. “Harus kompak. Misal anak kecil atau ibu hamil dilarang masuk mal di Solo, tapi ngeyel, lalu lari ke Sukoharjo,” kata Gibran saat diskusi virtual Outlook Ekonomi Solo 2021: Saatnya Bangkit!, yang digelar Solopos, Senin (18/1/2021).
Diskusi itu juga menghadirkan beberapa narasumber lain seperti Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo; Pengamat Ekonomi FEB UNS, Mulyanto, dan Ketua Apindo Solo, Iwan K. Lukminto.
Sepekan PPKM, 164 Pelaku Usaha di Sukoharjo Melanggar Jam Operasional
Sepekan PPKM, 164 Pelaku Usaha di Sukoharjo Melanggar Jam Operasional
Pada kesempatan itu, Gibran menekankan pentingnya kekompakan pemerintahan daerah karena kebijakan satu daerah berdampak terhadap daerah lainnya.
“Jangan sampai yang ketat hanya Solo, tapi daerah-daerah lainnya agak longgar,” kata dia.
“Jangan jalan sendiri-sendiri. Apa yang terjadi di Klaten, Sragen dan Wonogiri berdampak ke Solo. Solo penduduknya cuma 500.000, tapi saat jam produksi, orang di Solo sampai 2,5 juta. Solo magnet bagi orang di sekitar,” tegas dia.
Video keributan mereka viral di berbagai media sosial dan pemberitaan portal online beberapa hari terakhir. Di video itu terlihat Bupati Wardoyo terlibat adu argumentasi dengan beberapa pedagang makanan yang sedang berjualan.
Industri Soloraya Potensial Dikembangkan, Ini Saran Apindo Solo untuk Gibran
Menurut Gibran para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sudah sangat terpukul dengan kondisi pandemi Covid-19. Dia menambahkan pengetatan aturan untuk memutus mata rantai persebaran Covid-19 memang diperlukan.
Tapi dalam konteks pedagang kuliner atau warung makan buka malam hari Gibran menilai tak masalah asal mematuhi protokol kesehatan (prokes).
“Ketat okay, tapi jangan batasi ruang gerak warung makan pas malam. Saya kira tak masalah asal memperbanyak delivery order, dan membatasi pembeli yang makan di tempat. Asal menerapkan prokes tidak masalah,” urai dia.
Uang Rp70 Juta Ikut Hangus, Ini Dugaan Penyebab Kebakaran Toko Kelontong Jajar Solo