Langganan

Karakter Tol Boyolali Rawan Picu Rem Blong, KNKT: Harus Ada Forgiving Road - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 19 April 2023 - 19:47 WIB

ESPOS.ID - Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Esposin, BOYOLALI -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT menyarankan perlunya dibuat forgiving road atau infrastruktur jalan yang mampu meminimalkan kesalahan pengguna jalan dan mengurangi tingkat fatalitas kecelakaan di tol Semarang-Solo wilayah Boyolali.

Berdasarkan hasil investigasi tim KNKT terhadap dua kasus kecelakaan yang merenggut total 11 jiwa pada Jumat (14/4/2023) dan Sabtu (15/4/2023), KNKT mengungkapkan jalan tol Semarang-Solo mulai Interchange Salatiga sampai dekat Colomadu memiliki beda ketinggian (menurun) sekitar 487 meter dengan panjang 27 kilometer.

Advertisement

Perbedaan ketinggian itu bersifat panjang landai kritis yang menciptakan semacam energi potensial atau gaya dorong terhadap kendaraan. Kondisi itu membuat risiko rem blong kendaraan meningkat karena harus sering-sering mengerem, apalagi jika kendaraan itu mengangkut beban berat.

“Jadi ada kendaraan besar, muatannya penuh, pakai gigi tinggi, maka dia akan berisiko didorong oleh gaya gravitasi. Hal ini akan memaksa pengemudi melakukan pengereman panjang dan berulang. Itulah yang menjadi cikal bakal terjadinya rem blong,” jelas Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT, Ahmad Wildan, saat dihubungi Esposin, Rabu (19/4/2023)

Advertisement

“Jadi ada kendaraan besar, muatannya penuh, pakai gigi tinggi, maka dia akan berisiko didorong oleh gaya gravitasi. Hal ini akan memaksa pengemudi melakukan pengereman panjang dan berulang. Itulah yang menjadi cikal bakal terjadinya rem blong,” jelas Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT, Ahmad Wildan, saat dihubungi Esposin, Rabu (19/4/2023)

Wildan mengungkapkan dari hasil investigasi KNKT, dengan beda ketinggian 487 meter dan panjang 27 kilometer yang menjadi karakter jalan tol wilayah Boyolali itu, rem blong bisa terjadi di mana saja tergantung kondisi kendaraan.

“Ada kendaraan yang angin kompresornya sudah menurun kualitasnya, baru sebentar sudah blong. Jadi bisa ngeblong di mana saja,” tuturnya.

Advertisement

Sedangkan kejadian kedua pada Sabtu (15/4/2023), mobil menyundul truk dan mengakibatkan tiga orang meninggal. KNKT mengkaji tiga elemen geometrik jalan tol yaitu penampang melintang jalan, lengkung horizontal, dan elemen vertikal.

KNKT juga menginvestigasi kendaraan yang menjadi penyebab kecelakaan. Wildan menyebut secara keseluruhan, kondisi kendaraan itu sebenarnya baik, back chamber juga masih bagus, utuh semuanya.

Namun, karena muatannya cukup berat, mencapai 50 ton ditambah berat kendaraan total jadi 70 ton. "Dengan berat 70 ton meluncur dari ketinggian Salatiga dengan gigi tujuh atau delapan, gaya dorongnya akan besar,” jelasnya.

Advertisement

Ketika gaya dorong besar, lanjut dia, pengemudi mengerem berkali-kali. Truk trailer penyebab laka maut tol Boyolali memiliki sistem rem full air brake, sehingga pengereman berkali-kali menyebabkan dua risiko yaitu ampas panas dan anginnya tekor.

Wildan menegaskan investigasi KNKT masih berlanjut karena ia belum bisa menanyai pengemudi truk trailer pengakut besi terkait adakah tanda-tanda angin tekor. Ia menjelaskan saat ini pengemudi dalam kondisi koma.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif