Langganan

Kalangan Pendidik di Wonogiri Yakin Pelajar SD akan Ikut PTM - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Rudi Hartono  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 1 Oktober 2021 - 23:31 WIB

ESPOS.ID - Pintu gerbang SDN 1 Wonogiri tertutup rapat pada Selasa (31/8/2021). Pemkab Wonogiri tetap mempertahankan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di semua jenjang pendidikan, meski saat ini berada pada wilayah PPKM level 3 dari sebelumnya level 4. (Solopos/Rudi Hartono)

Esposin, WONOGIRI—Kalangan pendidik meyakini jenjang SD bakal diikutsertakan dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Kabupaten Wonogiri. Meskipun mayoritas siswa tak terkaver vaksinasi karena usia mereka kurang dari 12 tahun.

Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Wonogiri, Mahmud Yunus, kepada Esposin belum lama ini, menyampaikan meski siswa SD kebanyakan tidak terkaver vaksinasi, tetapi kemungkinan besar jenjang SD tetap akan diikutsertakan dalam pelaksanaan PTM terbatas. Sekolah-sekolah sudah mempersiapkan diri sejak lama.

Advertisement

Kemungkinan besar pelaksanannya bakal merujuk pada standar operasional prosedur (SOP) yang digunakan saat uji coba PTM, Mei 2021 lalu. Beberapa bulan lalu puluhan SD ditunjuk menggelar uji coba PTM dengan menjalankan protokol kesehatan ketat.

Baca Juga: Lantik 122 Kepsek, Jekek Ultimatum Kasus Asusila Jangan Terulang

Advertisement

Baca Juga: Lantik 122 Kepsek, Jekek Ultimatum Kasus Asusila Jangan Terulang

SDN 1 Wonogiri yang dikepalainya menggelar tiga gelombang uji coba PTM. Setiap gelombang digelar selama dua pekan.

Saat itu uji coba PTM melibatkan siswa kelas I-VI dengan durasi pembelajaran terbatas. Siswa yang masuk dibagi menjadi dua, yakni masuk pagi dan siang. Selama kegiatan berlangsung tidak ada kasus penularan Covid-19.

Advertisement

Baca Juga: Warga Sedayu Klaten Soroti Penambangan Galian C, Pemdes Malah Tak Tahu

Sekolah-sekolah membuat SOP PTM dengan mengedepankan penerapan protokol kesehatan ketat. SOP itu mencakup pemakaian masker, pemberian jarak tempat duduk di dalam kelas, dan kewajiban mencuci tangan sebelum dan sesudah pembelajaran.

Kemudian pengecekan suhu setiap siswa, penyemprotan ruangan menggunakan disinfektan secara rutin, penyediaan ruang isolasi, kerja sama dengan tempat layanan medis, dan sebagainya.

Advertisement

Sekolah juga sudah mengantisipasi jika ada siswa yang bergejala kurang sehat. Mahmud mencontohkan SOP di SDN 1 Wonogiri.

Baca Juga: Wow! 8 Kecamatan di Klaten Kini Masuk Zona Hijau

 

48 Sekolah

Setiap siswa harus dicek suhu tubuhnya saat memasuki lingkungan sekolah. Apabila ada yang suhu tubuhnya lebih dari 37 derajat celcius anak dibawa ke ruang isolasi untuk diobservasi selama maksimal 30 menit.
Advertisement

Jika dalam waktu tersebut suhu tubuh siswa tidak turun, pihak sekolah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) atau puskesmas terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

“Yang menentukan siswa boleh mengikuti PTM, dipulangkan, dirawat di puskesmas, atau dirujuk ke rumah sakit adalah petugas medis, bukan sekolah. Sekolah harus ada kerja sama dengan layanan kesehatan. Misalnya SDN 1 Wonogiri bekerja sama dengan Puskesmas Wonogiri II,” imbuh Mahmud.

Baca Juga: Renyahnya Usaha Ikan Goreng Kawasan WGM Wonogiri

Informasi yang dihimpun Esposin, uji coba PTM jenjang SD, Mei lalu, diikuti 48 sekolah. Awalnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menunjuk 50 sekolah.

Dua sekolah di Kecamatan Tirtomoyo yang direcanakan ikut tak diizinkan menjalani PTM. Saat itu penularan Covid-19 di kecamatan tersebut tinggi (zona merah). PTM juga dilaksanakan 34 SMP. Kegiatan dilaksanakan tiga tahap. Setiap tahap berlangsung dua pekan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyatakan PTM di Kabupaten Wonogiri bakal digelar jika capaian vaksinasi sudah lebih dari 70 persen dari populasi penduduk. Menurut dia, pelajar, guru, dan tenaga kependidikan harus divaksinasi terlebih dahulu agar terlindungi dari Covid-19.

Baca Juga: DBHCHT untuk Kesejahteraan Masyarakat Klaten di Tengah Pandemi Covid-19

Mengenai PTM SD yang mayoritas siswanya tak terkaver vaksinasi, lelaki yang akrab disapa Jekek itu mengaku akan berkonsultasi dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terlebih dahulu.

Advertisement
Haryono Wahyudiyanto - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif