by R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Selasa, 5 September 2023 - 17:46 WIB
ESPOS.ID - Ratusan pengendara melintas saat dibukanya jembatan Jurug B, Solo, Selasa (5/9/2023). Jembatan penghubung Karangayar dan Kota Solo tersebut selesai dibangun dengan memiliki panjang 160 meter dan lebar 9.5 meter. (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)
Esposin, SOLO--Suara klakson kendaraan nyaring terdengar di Jalan Ir Sutami, Jebres. Mereka membunyikan klakson sembari menunggu dibukanya kembali Jembatan Jurug B. Para pengguna jalan rela tersengat sinar matahari menunggu prosesi seremoni pembukaan jembatan pada Selasa (5/9/2023).
Tepat pukul 15.00 WIB, prosesi seremoni sederhana digelar dengan pelepasan burung dan pengguntingan pita. Seketika, para pengguna jalan langsung memacu gas melewati jembatan untuk menyeberangi Bengawan Solo. Para pengguna jalan berebutan untuk merasakan konstruksi jembatan yang dibangun selama setahun mulai September 2022-September 2023.
Raut muka semringah terpancar dari para pengguna jalan yang hendak melewati jembatan yang menghubungkan wilayah Kota Solo-Kabupaten Karanganyar.
Raut muka semringah terpancar dari para pengguna jalan yang hendak melewati jembatan yang menghubungkan wilayah Kota Solo-Kabupaten Karanganyar.
Salah satunya Anggoro Dwi Pamungkas, warga asal Jaten, Karanganyar. Anggoro tak bisa menyembunyikan rasa senang meski harus berpanas ria di bawah teriknya matahari.
"Setahun lebih, saya harus mengantre saat hendak melewati jembatan. Setiap pagi hari dan sore hari, saya selalu melewati jembatan Jurug. Sekarang, Jembatan Jurug B sudah bisa kembali dilewati. Ya senang karena tidak lagi terjebak macet," kata dia, saat berbincang dengan Esposin, Selasa.
Terlebih, ada jalur pedestrian di sisi kanan dan kiri jembatan untuk para pejalan kaki yang hendak menyeberangi sungai. "Desain jembatan cukup unik dan lebih lebar dibanding Jembatan Jurug C. Para pengguna jalan lebih leluasa saat melewati jembatan," ujar dia.
General Manager Konstruksi PT Baja Titian Utama, Bambang Nurhadi mengatakan Jembatan Jurug B menggunakan kombinasi desain Steel I Girder (SIG) dan Steel Box Girder (SBG) diperkirakan mampu bertahan hingga 100 tahun. Desain tersebut menerapkan teknologi canggih sehingga struktur jembatan lebih kuat, kokoh, stabil dan memiliki nilai estetika tinggi.
"Konstruksi jembatan lebih kuat dan kokoh karena menggunakan teknologi canggih. Struktur rangka jembatan Jurug B merupakan salah satu rangka yang ikonik di Tanah Air. Kami juga telah melakukan uji beban jembatan menggunakan kendaraan seberat 30 ton," ujar dia.
Pria akrab disapa Nanung itu mengatakan lebar jembatan ditambah sekitar 2,5 meter dari tujuh meter menjadi 9,5 meter. Penambahan lebar jembatan untuk mengakomodasi pesepeda yang hendak menyeberangi sungai.
Selain itu, pembangunan konstruksi Jembatan Jurug B menggunakan teknologi lead rubber bearing (LRB) yang banyak digunakan di sejumlah proyek infrastruktur di Tanah Air.
Teknologi itu meningkatkan ketahanan struktur dalam menghadapi risiko gempa bumi pada jembatan maupun jalan. "Jadi teknologi LRB mampu meredam getaran dan menurunkan respons guncangan gempa bumi. Ini penting karena Indonesia termasuk negara rawan bencana gempa bumi," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Taufiq Muhammad mengatakan pembukaan kembali Jembatan Jurug B tidak hanya berdampak pada kondisi lalu lintas melainkan berimplikasi pada perekonomian daerah di Solo dan sekitarnya. Infrastruktur yang memadai bakal menjadi jalur aktivitas bisnis dan usaha antardaerah.
Hal ini menimbulkan efek positif terhadap perekonomian daerah. "Kalau lalu lintas kembali lancar itu sudah pasti. Dampak positif lainnya menggerakkan ekonomi daerah karena jembatan ini menjadi akses penghubung utama antardaerah," papar dia.