by Chelin Indra Sushmita - Espos.id Solopos - Kamis, 24 Maret 2022 - 12:37 WIB
Esposin, SOLO — Kampung Batik Laweyan Solo menyimpan jejak peradaban Islam di Kota Bengawan. Ada jejak kampung santri serta masjid tertua di Solo di kawasan tersebut.
Dikutip dari laman resmi Kampung Batik Laweyan, Kamis (24/3/2022), sejarah Islam di Kota Solo bisa ditelusuri dari Masjid Laweyan. Masjid ini dibangun pada masa Jaka Tingkir, sekitar tahun 1546. Masjid ini merupakan yang pertama dibangun di Kerajaan Pajang.
Sebelumnya, masjid tertua di Kota Solo itu berupa pura Hindu yang dipimpin seorang biksu. Seiring berjalannya waktu, pura tersebut beralih fungsi menjadi masjid.
Baca juga: Rumah Tertua di Jawa Tengah Ada di Kampung Batik Laweyan Solo
Pemilik masjid tertua di Solo ini adalah Kyai Ageng Henis (kakek Susuhunan Paku Buwono II). Layaknya sebuah masjid, Masjid Laweyan berfungsi sebagai tempat untuk nikah, talak, rujuk, musyawarah, dan makam.
Kompleks masjid menjadi satu dengan makam kerabat Keraton Pajang, Kartasura, dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pada makam terdapat pintu gerbang samping yang khusus dibuat untuk digunakan oleh Sunan Paku Buwono X untuk ziarah ke makam dan hanya digunakan sekali saja karena satu tahun setelah kunjungan itu dia wafat.
Baca juga: Bungker Kerajaan Pajang di Kampung Batik Laweyan Solo Dulu Tempat Simpan Harta Karun
Beberapa orang yang dimakamkan di tempat itu diantaranya adalah:
Di makam ini terdapat tumbuhan langka Pohon Nagasari yang berusia lebih dari 500 tahun yang merupakan perwujudan penjagaan makam oleh naga yang paling unggul. Selain itu pada gerbang makam terdapat simbolisme perlindungan dari Betari Durga.
Makam direnovasi oleh Paku Buwono X bersamaan dengan renovasi Keraton Kasunanan. Sebuah bangunan semacam pendapa yang diangkat dari pindahan Keraton Kartasura.