by R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Selasa, 5 April 2022 - 08:37 WIB
Esposin, SUKOHARJO – Tren positif penanaman modal atau investasi di Sukoharjo terus berlanjut kendati dibayangi pandemi Covid-19. Nilai investasi pada 2021 senilai Rp9,5 triliun sedangkan pada tahun 2020 senilai Rp9 triliun atau mengalami kenaikan sekitar 5,71 persen.
Selama ini, penyumbang investasi terbesar di Sukoharjo berasal dari sektor garmen, jasa dan perdagangan terutama pabrik tekstil. Nilai investasi di Sukoharjo terus meningkat setiap tahun.
Hal ini juga dipengaruhi pemberlakuan sistem Online Single Submission (OSS) yang menjadi upaya pemerintah mengintegrasikan pelayanan perizinan yang cepat, mudah dan memberi kepastian. Para pelaku usaha maupun perseorangan wajib mengurus izin berusaha lewat sistem OSS.
Baca juga: Perusahaan Apparel Ini akan Buka Pabrik di Nguter Sukoharjo
Baca juga: Perusahaan Apparel Ini akan Buka Pabrik di Nguter Sukoharjo
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPT) Sukoharjo, Roni Wicaksono, mengatakan target investasi pada 2021 senilai Rp4.910.443.187.119 dengan realisasi senilai Rp9.561.654.680.139.
“Pada 2021, jumlah investor yang menanamkan saham ke Sukoharjo sebanyak 4.659 investor. Saat muncul pandemi Covid-19, memang ada dampaknya bagi sektor investasi namun tak terlalu besar,” ujar dia, saat ditemui Esposin di kantornya, Senin (4/4/2022).
Baca juga: Duh, Harga Cabai Rawit Merah di Sukoharjo Makin Pedas Awal Ramadan
Sukoharjo menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki capaian nilai investasi tertinggi dibanding daerah lainnya. Capaian nilai investasi itu terdiri dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan nonfasilitas.
“Total nilai investasi mulai 2009-2021 senilai Rp108 triliun. Penyumbang investasi terbesar yakni PMDN senilai Rp62.142.561.709.097,” ujar dia.
“Sebentar lagi ditambah PT Ungaran Sari Garment yang telah melakukan pembebasan lahan milik warga seluas lebih dari 35 hektare. PT Ungaran Sari Garment yang mengutamakan tenaga kerja lokal untuk kegiatan produksi dan sebagainya. Jika pabrik sudah beroperasi bakal menyerap tenaga kerja lokal sehingga mengurangi tingkat pengangguran dan menekan angka kemiskinan,” papar dia.
Baca juga: Info Lur… Ada Kampoeng Ramadan Mulai Besok di Graha Wijaya Sukoharjo
Lebih jauh, Roni menambahkan pemerintah tak menutup pintu jika ada calon investor lokal yang melirik lahan kosong di Kabupaten Jamu. Pemerintah bakal mendampingi saat calon investor lokal itu melakukan survei ke lokasi. Pemerintah berupaya menyiapkan beragam fasilitas mulai dari ketersediaan bahan baku, infrastruktur yang memadai hingga pasokan air bersih dan listrik.
Sementara itu, Kepala Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Wiyono, mengatakan kondisi tanah di lokasi itu cenderung tandus yang tidak mendukung usaha pertanian. Wiyono berharap manajemen PT Ungaran Sari Garment segera merealisasikan pembangunan pabrik.
Selain menyerap tenaga kerja lokal, masyarakat setempat bisa mendapatkan penghasilan dengan membuka usaha seperti warung makan, toko kelontong, dan rumah indekos.