by Bony Eko Wicaksono Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Jumat, 24 Juni 2016 - 20:40 WIB
Esposin, SUKOHARJO--Minimnya lahan parkir kendaraan bermotor di dua pasar tradisional di Sukoharjo berpotensi mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas saat arus mudik dan balik Lebaran. Kendaraan bermotor nekat parkir di bahu jalan.
Kedua pasar tradisional itu yakni Pasar Telukan dan Pasar Ir. Soekarno yang berada di jalur mudik dan balik Lebaran. Lahan area parkir di Pasar Telukan hanya cukup untuk menampung sepeda motor dan beberapa mobil. Saat kondisi pasar ramai pengunjung pada pagi hari, kerap terjadi kemacetan arus lalu lintas dari arah Jembatan Bacem menuju Sukoharjo. Mobil pengunjung maupun distributor makanan parkir di bahu jalan lantaran minimnya lahan parkir kendaraan bermotor.
Kondisi serupa terjadi di Pasar Ir. Soekarno yang notabene pasar tradisional terbesar di Sukoharjo. Mobil pengunjung sering parkir di bahu jalan tepat di depan pasar tradisional itu. Kondisi ini bakal memicu kemacetan arus lalu lintas baik dari Solo-Sukoharjo maupun sebaliknya.
Kondisi serupa terjadi di Pasar Ir. Soekarno yang notabene pasar tradisional terbesar di Sukoharjo. Mobil pengunjung sering parkir di bahu jalan tepat di depan pasar tradisional itu. Kondisi ini bakal memicu kemacetan arus lalu lintas baik dari Solo-Sukoharjo maupun sebaliknya.
Kaurbin Ops Satlantas Polres Sukoharjo, Iptu Suyono, mewakili Kasatlantas Polres Sukoharjo, AKP Finan Sukma Radipta, mengatakan petugas bakal disiagakan di kedua pasar tradisional itu selama pelaksanaan Operasi Rahmadnia Candi 2016 yang digelar mulai 30 Juni-15 Juli. Petugas bakal melarang pengguna kendaraan bermotor yang hendak memarkirkan mobilnya di bahu jalan.
“Mulai dari Jembatan Bacem-Nguter merupakan jalur mudik dan balik Lebaran. Petugas akan disiagakan di sekitar Pasar Telukan dan Pasar Ir. Soekarno untuk melarang pengguna jalan yang hendak memarkirkan mobil di bahu jalan,” kata dia, saat ditemui wartawan di Pasar Telukan, Kamis (24/6/2016).
Selama ini, truk pengangkut kebutuhan pokok parkir di bahu jalan lantaran lahan parkir telah penuh. Alhasil, aktivitas bongkar muat barang juga dilakukan di pinggir ruas jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas.
“Truk pengangkut barang parkir di bahu jalan cukup lama karena menurunkan barang-barang kebutuhan pokok. Hal ini bisa memicu kemacetan arus lalu lintas,” kata dia.
Dia berharap agar instansi terkait dapat memperluas lahan parkir kendaraan bermotor di pasar tradisional. Minimnya lahan parkir kendaraan bermotor di pasar bakal berdampak signifikan terhadap kondisi arus lalu lintas.
“Jalan Solo-Wonogiri berstatus jalan provinsi. Sesuai aturan, kendaraan bermotor dilarang parkir di bahu jalan sepanjang jalan provinsi.”
Seorang pedagang kebutuhan pokok di Pasar Telukan, Narti, mengatakan lahan parkir kendaraan bermotor di halaman pasar sangat sempit. Saat dini hari-pagi hari, area parkir kendaraan bermotor dijubeli sepeda motor milik pengunjung pasar. Para pedagang terpaksa melakukan aktivitas bongkar muat barang di pinggir jalan lantaran minimnya lahan parkir kendaraan bermotor.
“Mau tak mau seperti itu [aktivitas bongkar muat di pinggir jalan] karena tak ada lagi lahan untuk parkir truk pengangkut barang,” kata dia.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo, A.A. Bambang Haryanto, belum bisa dimintai konfirmasi mengenai minimnya lahan parkir di sejumlah pasar tradisional.