Langganan

Indonesia Ajukan 5 Arsip Ingatan Kolektif Dunia, Satu Arsip dari Solo - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ahmad Kurnia Sidik  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 11 Juni 2024 - 04:26 WIB

ESPOS.ID - Arsip di Indonesia. (Istimewa)

Esposin, SOLO- Pada 2024, Pemerintah Indonesia melalui Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengajukan lima warisan dokumenter untuk dijadikan sebagai Ingatan Kolektif Dunia atau Memory of The World UNESCO. Salah satu dari lima warisan dokumenter itu berasal dari Solo, yakni Tarian Khas Mangkunegaran.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala ANRI, Imam Gunarto menyampaikan bahwa adapun lima warisan dokumentar yang sedang diajukan itu ialah, pertama, Arsip Kartini dan Perjuangan Gender yang diajukan bersama Belanda, kedua, Arsip Pembentukan ASEAN yang diajukan bersama lima negara pendiri ASEAN, ketiga Arsip Naskah Karya Hamzah Fansuri yang diajukan bersama Malaysia, keempat Naskah Sanghyang Siksa Kandan Karesian yang diajukan Indonesia, dan kelima, Naskah Tarian Khas Mangkunegaran yang diajukan Indonesia.

Advertisement

“Naskah Tarian Khas Mangkunegaran ini adalah sesuatu yang sebelumnya belum pernah kami ajukan. Dan ini sangat unik. Kalau tidak salah ini karya Mangkunegara IV,” ungkap Imam Gunarto saat diwawancarai wartawan di The Sunan Hotel, Senin (10/6/2024).

Lebih lanjut, Imam Gunarto menjelaskan bahwa Naskah Tarian Khas Mangkunegaran itu terdiri atas lebih kurang seribuan halaman yang berisi detail-detail tarian.

Advertisement

Lebih lanjut, Imam Gunarto menjelaskan bahwa Naskah Tarian Khas Mangkunegaran itu terdiri atas lebih kurang seribuan halaman yang berisi detail-detail tarian.

Ia mencontohkan bagaimana kakinya bergerak, langkah demi langkah dicatat dalam naskah itu serta bagian-bagian lainnya yang masih terkait dengan tarian.

Warisan dokumenter itu nantinya dinilai berdasarkan, pertama keaslian arsip, di mana orisinalitas dari bahan serta bentuk arsip itu harus sudah teruji, kedua signifikansi arsip, artinya apakah isi arsip tersebut memiliki pengaruh terhadap jalannya sejarah dunia, serta seberapa besar pengaruh itu.

Advertisement

Keuntungan dari arsip-arsip yang menerima sertifikat Ingatan Kolektif Dunia [MOW] ini ada beberapa, di antaranya konservasi arsip. Bagi arsip yang menerima MOW akan dijamin perawatannya langsung dari UNESCO serta negara yang bersangkutan. Selain itu, akses. Maksudnya arsip-arsip yang menerima MOW akan dijamin akses bagi masyarakat dunia untuk mengetahuinya.

“Jadi, ada peran banyak pihak nantinya bagi arsip-arsip yang menerima ini. Termasuk negara tidak boleh menelantarkan arsip itu, karena jika terjadi penelantaran dan arsip tidak bisa diakses kemudian hari maka akan dicabut sertifikatnya,” ungkap dia.

Selain itu, Imam Gunarto juga menjelaskan bahwa pada tahun ini merupakan yang terbanyak bagi Indonesia dalam mengajukan arsip-arsip MOW. UNESCO, lanjutnya, hanya menyediakan dua arsip untuk tiap-tiap negara yang ingin mengajukan sertifikat MOW.

Advertisement

Namun, Indonesia pada tahun ini bisa mengajukan sebanyak lima arsip berkat kerja sama dengan beberapa negara, yang mana menjadikan tiga arsip di antaranya diajukan secara bersama atau joint nomination serta dua arsip diajukan secara mandiri.

Sebagai informasi, mengutip laman kemlu.go.id yang diakses pada Senin (10/6/2024) pada 2023 tiga arsip yang dimiliki Indonesia mendapat sertifikat MOW dari UNESCO.

Ketiga arsip itu ialah Arsip Pidato Bung Karno “To Build the World Anew", Arsip Pertemuan Pertama Gerakan Non-Blok, serta Arsip Hikayat Aceh. Ketiga arsip itu ditetapkan sebagai MOW pada sidang Dewan Eksekutif Ke-216 UNESCO di Paris, Prancis, pada 10-14 Mei 2023 lalu.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif