by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Selasa, 23 Juli 2024 - 19:15 WIB
ESPOS.ID - Para pegawai MPP Sragen berfoto bersama warga yang mencari pelayanan di DPMPTSP belum lama ini. (Istimewa/DPMPTSP Sragen)
Esposin, SRAGEN—Indeks kepuasan masyarakat (IKM) Mal Pelayanan Publik (MPP) Sragen mencapai 91% atau sangat baik (A) berdasarkan hasil survei yang dilakukan sepanjang April-Juni 2024. Petugas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen mengambil respondens secara acak sebanyak 285 orang dan 91% di antaranya menyatakan pelayanan di MPP bagus
Kepala DPMPTSP Sragen, Dwi Agus Prasetyo, kepada Esposin, Selasa (23/7/2024), mengungkapkan seluruh responden tersebut dipilih secara acak dengan jenjang pendidikan dari sekolah dasar (SD) sampai doktor atau (S3). Dari 285 responden itu, jelas dia, paling banyak lulusan SMA sebanyak 134 dan S1/DIV sebanyak 73 orang.
Dia menjelaskan survei tersebut dilakukan setiap triwulan sekali dengan dua sistem, yakni secara online dan offline. Di melanjutkan survei secara online dilakukan pada responden pengguna layanan online, seperti perizinan penelitian yang masuk lewat aplikasi Sipipo. Saat responden selesai mengisi perizinan, kata dia, maka responden diberi questioner atau pertanyaan terkait survei kepuasan masyarakat. Demikian halnya dengan sistem offline, jelas Agus, juga dilaksanakan kepada seluruh warga yang datang ke MPP dan setelah mendapat pelayanan diminta mengisi boks elektronik terkait survei kepuasan masyarakat.
“Mereka ditanya pelayanan apa yang dicari di MPP, bagaimana pelayanannya, dan seterusnya. Pelayanan offline juga dilakukan secara mobile ke desa-desa atau kelurahan, seperti penerbitan nomor induk berusaha atau NIB. Setelah mencetak NIB, warga diberi questioner untuk diisi. Ya, bagaimana pelayanannya, bagaimana prosedurnya, standar operasionalnya, dan syaratnya. Semua jawaban itu dikumpulkan,” jelas Agus.
Dari survei itu, Agus menerangkan DPMPTSP bisa mendapatkan data tentang jumlah pelaku usaha di Sragen. Dia mengatakan bahkan seorang pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat datang ke MPP diminta untuk memilih acak warga yang dilayani dan ditanya tentang pelayananannya.
“Kami tidak khawatir karena kami rutin survei setiap tiga bulan sekali. Data itu juga kami kirim ke Ombudsman, danorganisasi lainnya, serta ke KPK bila diminta, dan memenuhi penilaian lomba-lomba. Survei ini dilakukan sejak MPP buka pertama kali,” kata Agus.
Agus mengatakan hasil survei pada setiap triwulannya rata-rata stabil di atas 90%. Untuk mendapatkan 100% itu, ujar dia, tidak mungkin karena ada sisi kemanusiaan yang situasional. Saat KPK mengambil sampel di MPP pun, jelas dia, jawaban warga pun kondusif. Ketika ada calo masuk pun, jelas dia, petugas pasti hafal orang-orangnya. Agus pernah menyampaikan hal itu tetapi petugas di MPP mengaku tidak pernah mendapati calo karena pelayanannya cepat.
Agus menyebut pelayanan di MPP Sragen sebanyak 42 jenis. Dia menerangkan kendala yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perizinan online karena sistem di OSS itu berlaku nasional. “Kalau jaringannya bagus maka cepat. Kalau banyak yang akses biasanya loading-nya lama, itu yang membuat orang tidak sabar. Seperti di Dispendukcapil misalnya dokumen akan jadi besok paginya, pasti kalau disurvei tidak puas. Berbeda kalau datangnya pagi dan langsung bisa mendapatkan dokumen pada hari itu, mereka bilang pelayanan bagus,” jelasnya.
Dia mengatakan dari 42 pelayanan itu yang paling banyak pengunjung di gerai Dispendukcapil karena per hari bisa 400-500 orang. Kalau pascaliburan panjang, jelas dia, pengunjung berkurang dan tinggal 280-325 orang per hari. Kalau total warga Sragen yang berkunjung ke MPP bisa sampai 700-800 orang per hari.