by Mariyana Ricky P.d - Espos.id Solopos - Kamis, 17 Februari 2022 - 05:00 WIB
Esposin, SOLO -- Pembangunan hunian bagi 253 warga eks lahan hak pakai atau HP 16 Semanggi yang sekarang menjadi HP 001 Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, Solo, sudah hampir 100%. Pembangunannya tinggal menyisakan sejumlah pekerjaan finishing.
Beberapa warga memutuskan pindah lebih awal ke hunian mereka masing-masing. Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Penataan HP 001, Sarjoko, mengatakan mereka yang pindah lebih dulu karena sudah tak punya uang untuk memperpanjang sewa kontrak rumah.
Baca Juga: Hampir Selesai, Warga Eks HP 16 Semanggi Solo Segera Tempati Rumah Baru
Sementara yang belum pindah, karena mereka masih ingin memperbagus huniannya. “Bagian dalam itu kan tidak ditanggung anggarannya oleh pemerintah, jadi ada yang rela menggadaikan motornya untuk membangun bagian dalam. Mereka antusias karena sudah menunggu lama,” kata Sarjoko saat dihubungi Esposin, Rabu (16/2/2022).
Secara umum, Sarjoko menambahkan pembangunan hunian di lahan eks HP 16 Semanggi, Solo, itu tinggal finishing. "Walaupun memang ada kekurangan, karena swakelola. Tapi yang pasti warga sudah siap pindah," ujarnya.
Baca Juga: Pemkot Solo akan Bangun Rumah Khusus Tipe 36 di Tanah HP 16 Kenteng Semanggi
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperum KPP) Kota Solo, Taufan Basuki Supardi, mengatakan pembangunan melibatkan warga terdampak. Sehingga mereka menerima upah tenaga sebagai bagian dari padat karya.
Baca Juga: Gibran Sebut Lahan Eks HP 16 Solo Dibangun Dengan Konsep 100-0-100, Apa Maksudnya?
Setiap unit hunian di lahan eks HP 16 Semanggi, Solo, itu dianggarkan senilai Rp50 juta, di mana Rp7 juta digunakan untuk tenaga pembangunan dan Rp43 juta untuk materialnya. Per unit rumah bertipe 30 itu rampung dibangun hanya dalam dua pekan.
Untuk tahap kedua yang menyasa 316 unit hunian ditargetkan mulai pada triwulan kedua. “Karena menggunakan dana kolaborasi, kami terus berkoordinasi untuk pembangunan tahap kedua. Karena anggaran tak hanya untuk pembangunan hunian, tapi juga penataan infrastruktur pendukung seperti Prasarana Sarana Utilitas Umum [PSU],” tuturnya.