by Ika Yuniati Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Minggu, 22 Juli 2012 - 10:58 WIB
Bahkan, di salah satu pub dekat Terminal Tirtonadi, suasana malam di sana cukup membuat merinding, pasalnya tak ada satu pun lampu yang dihidupkan untuk penerangan. Padahal biasanya, di sepanjang jalan menuju terminal terdapat beberapa tempat karaoke dadakan. “Wah karaoke di sini [wilayah Gilingan] enggak ada yang buka Mbak. Mau karaokean ya? Besok saja habis puasa,” ucap Warno, salah satu tukang becak yang biasa mangkal di dekat Terminal Tirtonadi, Sabtu (23/7/2012) malam.
Hal serupa juga terjadi di salah satu tempat hiburan di Jebres. Lokasi yang biasanya digunakan sebagian orang untuk karaoke sembari menenggak minuman beralkohol itu juga nampak sepi. Hanya ada dua satpam yang berjaga di depan gedung. Di dekat pintu masuk terdapat pengumuman yang isinya memberitahukan ihwal penutupan tempat hiburan itu.
Ketika Esposin menelusuri tempat hiburan lain di Kota Solo hingga sekitar pukul 22.20 WIB, memang tak ada satu pun yang beroperasi. Terlebih klub-klub malam yang sudah cukup besar di Solo, pintu gerbang masing-masing lokasi itu tertutup rapat dengan gembok besar. “Selama puasa ini karaokean di sini [sekitar Sriwedari] tutup. Mereka menghormati yang sedang puasa,” ucap pedagang asongan di sekitar Museum Radya Pustaka, Sabtu malam.
Toleransi umat beragama di Kota Budaya ini memang perlu diacungi jempol. Anggota tim gabungan Muspida Kota Solo yang terus melakukan pantauan mengaku sejauh ini tak menemukan pelanggaran Peraturan Derah (Perda) Kota Solo No 4/2002 tentang usaha dan hiburan (URHU) itu. “Ya sejauh ini Solo amna, tidak ada satu pun yang melanggar aturan,” ucap perwakilan dari Poresta Solo, AKP Edison Panjaitan.
Bahkan, tempat hiburan di Pasar Gede tak hanya ditutup awal Ramadhan dan seminggu menjelang Lebaran, namun tutup hingga sebulan. Kafe yang biasa dibuka pukul 23.00 WIB itu setiap malam memang ramai pengunjung. Namun demi toleransi beragama, pemilik pub menutup tempat tersebut hingga sebulan. “Kata pegawainya kemarin, akan ditutup sampai satu bulan untuk menghormati yang puasa,” ucap salah satu pedagang di Pasar Gede, Purwanti, Minggu (22/7/2012).