by Hijriyah Al Wakhidah Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Senin, 24 Oktober 2016 - 18:00 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Sedikitnya dua patok sawah pada demo area (demarea) yang dipersiapkan untuk panen raya Peringatan ke-36 Hari Pangan Sedunia (HPS) di Desa Trayu Kecamatan Banyudono roboh akibat angin kencang dan hujan lebat beberapa hari terakhir.
“Beberapa hari yang lalu kami pantau baru satu patok kira-kira 2.000 meter persegi padi yang roboh, tapi hari ini malah bertambah dua patok,” kata penanggung jawab demarea padi di Trayu dan Tanjungsari dari Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jateng, Budi Hartoyo, kepada Esposin, Senin (24/10/2016).
Dia mengakui tanaman roboh karena cuaca ekstrem beberapa hari terakhir. “Angin kencang dan hujan lebat. Kendati demikian padi-padi itu tetap siap dipanen lima hari lagi,” kata Budi.
Tanaman padi demarea di Trayu dipersiapkan untuk dipanen serentak oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pejabat negara lainnya, pada Sabtu (29/10/2016) mendatang. Namun, belum sempat dipanen, sebagian padi sudah roboh. Padi-padi yang roboh itu berada di dua petak sawah yang berbeda. Satu petak di utara jalan poros desa, dan satu petak lain di selatan jalan. “Lokasinya tepat di sisi depan.”
Menurut Budi, kendala alam yang saat ini dihadapi panitia HPS adalah cuaca ekstrem. “Ya baru roboh itu karena angin.” Kendala lain yang biasa dihadapi petani padi bisa diatasi dengan teknologi-teknologi pertanian yang diterapkan.
Budi pun optimistis produktivitas padi pada demarea tersebut bisa sesuai target yakni 9 ton hingga 10 ton per hektare. “Besok Kamis [27/10/2016] rencananya kami mau ngubin untuk mengetahui potensi produktivitasnya,” kata dia.
Demarea padi di Trayu dan Tanjungsari menggunakan teknologi baru sistem tanam yakni jajar legowo super (jarwosuper) yang diklaim bisa meningkatkan produktivitas padi hingga 50%. Panen padi di Trayu dan Tanjungsari akan menggunakan mesin combine harvester. Panitia sudah mempersiapkan sedikitnya lima combine harvester yang akan digunakan Presiden Jokowi.