Esposin, SOLO-- Jasa perahu penyeberangan yang menghubungkan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, dan Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, diminati banyak warga.
Sebab dengan menaiki perahu yang melintasi Sungai Bengawan Solo tersebut, warga yang dari Solo ke Sukoharjo atau sebaliknya bisa menghemat waktu tempuh selama 20 menit dibandingkan harus melewati Jembatan Mojo, Semanggi.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Pantauan Esposin, Senin (2/9/2024) petang, di perahu warna biru dengan ukuran kurang lebih 10 x 2 meter tersebut dioperasikan oleh dua orang.
Satu orang bertugas menarik tali sedangkan satu orang lainnya bertugas mendorong perahu dengan menggunakan tongkat bambu.
Pada bagian bibir sungai yang terletak di sebelah timur Pintu Air Demangan Baru, Sewu, dan bibir sungai di wilayah Gandingan, Sukoharjo juga dibuatkan semacam dermaga dari anyaman bambu untuk memudahkan proses naik dan turun penumpang khusunya sepeda motor. Untuk sekali penyebrangan, dikenakan tarif sebesar Rp2.000 saja.
Waktu tempuh perahu untuk menyeberangi sungai dengan lebar kurang lebih 70-an meter tersebut kurang dari 5 menit. Perahu tersebut bisa menampung 3-4 motor untuk sekali jalan.
Salah satu pengoperasional perahu, Arif, 30, mengatakan jasa perahu penyebrangan baru berjalan selama satu bulan ke belakang. Sebelumnya, jasa ini sempat vakum karena satu dan lain hal.
Pria asal Mojolaban, Sukoharjo, ini menjelaskan operasional perahu pukul 06.00 WIB - 18.30 WIB. Di mana untuk petugas operasional dilakukan secara bergiliran.
"Saat ini kan ngepasi musim kemarau jadi Sungai Bengawan Solo relatif dangkal dan arusnya tidak deras jadi lebih aman saat mengoperasikan perahu. Sebetulnya perahu milik Dinas Perhubungan ini mampu menampung 5 motor, namun karena alasan keselamatan kami memberi batas maksimal 3-4 motor saja," kata dia Senin, (2/9/2024)
Lebih lanjut Arif menerangkan peminat jasa perahu penyeberangan ini didominasi oleh kalangan pekerja Sukoharjo yang bekerja di Solo maupun sebaliknya yang menggunakan sepeda motor. Dan untuk jam paling sibuk pada jasa penyeberangan terjadi pada saat jam berangkat dan pulang kerja.
"Dalam sehari itu rata-rata ada puluhan motor yang memanfaatkan jasa kami (50-60an) tapi tidak sampai ratusan juga, sih. Soalnya lumayan, Mas, bayar Rp2.000 tapi bisa hemat waktu 20-30 menit daripada lewat Jembatan Mojo," jelas dia.
Sementara itu, salah satu pengguna jasa, Anang mengaku semenjak dioperasionalkan lagi dalam satu bulan terakhir, dia setiap hari menggunakan jasa perahu penyeberangan.
Menurut pria asal Wirun, Sukoharjo itu, dengan adanya jasa ini bisa menghemat waktu tempuh ke tempat dia bekerja.
"Wah saat dengar kabar jasa perahu ini jalan lagi saya senang. Soalnya kalo lewat jalan biasa itu dari Wirun ke tempat saya bekerja di Solo itu bisa 45 menit perjalanan. Tapi kalau naik perahu paling cuma 15-20 menitan saja apalagi cuma bayar Rp2.000," kata dia sebelum menaiki perahu.
Selain dimanfaatkan untuk mempercepat akses, Anang menggunakan jasa perahu untuk mengajak anaknya wisata. Apalagi, kata dia, di Pintu Air Demangan Baru kalau sore pemandangannya bagus dan fasilitas bermain anak-anak cukup lengkap.
"Kalo sore pas pulang kerja juga sering ke sini, kadang anak-anak minta diajak dolan naik perahu. Kemudian lanjut nyore lihat senja di Demangan Baru itu, Mas," kata dia.
Dia berharap perahu ini selama belum musim penghujan atau arus sungai tinggi tetap bisa berjalan. Sebab, adanya jasa tersebut bisa membantu banyak orang.