by R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Sabtu, 9 Juli 2022 - 20:23 WIB
Esposin, SUKOHARJO — Petugas kesehatan hewan dari Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Sukoharjo disebar ke semua kecamatan untuk memeriksa daging hewan kurban, Sabtu (9/7/2022).
Mereka memeriksa daging hewan kurban yang baru saja disembelih setelah umat muslim menunaikan salat Iduladha. Pemeriksaan dititikberatkan pada penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan tim petugas kesehatan hewan, tidak ditemukan hewan kurban yang terjangkit PMK.
Hewan kurban yang disembelih dalam kondisi sehat dan aman untuk dikonsumsi. “Sebelumnya, takmir masjid atau Panitia Hari Besar Islam (PHBI) telah memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban," kata Bagas.
"Jadi sebelum disembelih, harus dipastikan dahulu kondisi kesehatan hewan kurban. Tidak ada yang terpapar PMK. Hewan kurban yang disembelih layak untuk dikonsumsi,” tambah Bagas, saat berbincang dengan Esposin, Sabtu.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Permintaan Hewan Kurban di Sukoharjo Diperkirakan Anjlok
Mantan Camat Grogol itu mengatakan petugas kesehatan hewan tetap akan memantau dan memeriksa daging hewan kurban hingga tiga hari setelah Idul Adha. Hal ini dikarenakan masih ada umat muslim yang menyembelih hewan kurban.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan DPP Sukoharjo, Arif Rahmanto, menyatakan wabah PMK sedikit memengaruhi tingkat permintaan hewan kurban. Kendati menurun, namun tak terlalu signifikan.
Kebutuhan sapi kurban saat Iduladha mencapai sekitar 6.000 ekor setiap tahun. Para peternak sapi tersebar di sejumlah daerah seperti Kecamatan Polokarto, Mojolaban, dan Sukoharjo.
Meski tidak ditemukan PMK pada hari pertama, Bagas menyebut petugas kesehatan hewan justru menemukan beberapa ekor sapi yang terinfeksi cacing hati. Petugas langsung membuang hati sapi yang terdapat cacing lantaran tak layak dikonsumsi manusia.