Langganan

Hari AIDS Sedunia, KPA Wonogiri: Komunitas Jadi Ujung Tombak Pencegahan HIV - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Senin, 4 Desember 2023 - 16:21 WIB

ESPOS.ID - Komunitas Warga Peduli AIDS Desa Pokoh Kidul, Wonogiri, menggelar peringatan Hari AIDS Sedunia di Monumen Bedol Desa Wonogiri, Senin (4/12/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Esposin, WONOGIRI — Komunitas masyarakat peduli human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome atau HIV/AIDS dinilai menjadi ujung tombak dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tersebut agar tak terus bertambah di Wonogiri.

Seperti diinformasikan sebelumnya, temuan HIV mencapai 83 kasus sepanjang Januari-November 2023. Angka itu naik dibanding temuan pada 2022 lalu yang sebanyak 68 kasus dan 2021 sebanyak 50 kasus.

Advertisement

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Wonogiri, Supriyo Heriyanto, mengatakan tema peringatan Hari AIDS Sedunia 2023 yaitu Bergerak Bersama Komunitas Akhiri AIDS 2023. Tema itu menurutnya memiliki arti penting.

Dia menjelaskan komunitas dalam hal itu terdiri atas lembaga swadaya masyarakat (LSM), kelompok dukungan sebaya (KDS), dan warga peduli AIDS. Para komunitas itu yang selama ini mendampingi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Advertisement

Dia menjelaskan komunitas dalam hal itu terdiri atas lembaga swadaya masyarakat (LSM), kelompok dukungan sebaya (KDS), dan warga peduli AIDS. Para komunitas itu yang selama ini mendampingi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Mereka juga menjadi garda terdepan dalam menjangkau populasi kunci atau kelompok yang rentan terkena HIV. Selain itu, komunitas di Wonogiri itu menjadi agen dalam memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang HIV/AIDS mulai dari cara penularan hingga pencegahannya.

“Penanganan HIV di hilir sudah bagus. Fasilitas obat dan sarana kesehatan lainnya untuk penanganan HIV tidak kurang-kurang di Wonogiri. Sedangkan di hulu ini yang berat, yaitu pencegahan,” kata Supriyo saat ditemui Esposin selepas acara peringatan Hari AIDS Sedunia di Monumen Bedol Desa Wonogiri, Senin (4/11/2023).

Advertisement

Akibatnya banyak dari mereka yang tidak menjalani pengobatan. Komunitas bertugas mendampingi mereka. Dia menyebut di Wonogiri ada komunitas Kelompok Dukungan Sebaya Gajah Mungkur yang beranggotakan para ODHA.

Kelompok itu mendampingi dan mendorong para ODHA menjalani pengobatan antiretroviral (ARV). Komunitas ini pula yang menjadi wadah para ODHA untuk saling menguatkan satu sama lain.

“Yang masih sulit dilakukan itu penjangkauan terhadap populasi kunci seperti lelaki seks dengan lelaki (LSL) atau gay. Padahal beberapa tahun terakhir kasus HIV pada populasi kunci ini terus meningkat. Nah ini yang biasa dilakukan LSM,” ujar dia.

Advertisement

Menurut Supriyo, sudah ada sejumlah LSM yang berusaha menjangkau populasi kunci LSL di Wonogiri. Namun, hal itu bukan tugas yang mudah, sebab mereka masih cukup tertutup.

Di samping pendampingan ODHA dan penjangkauan populasi kunci, langkah pencegahan penularan HIV itu dilakukan dengan cara sosialisasi di lingkungan pendidikan sampai ke perdesaan di Wonogiri.

Dia menyatakan di Wonogiri sudah ada komunitas Warga Peduli AIDS (WPA) yang tersebar di 294 desa/kelurahan. Komunitas itu yang melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga desa tentang HIV.

Keterbatasan SDM

Melalui WPA itu, selain warga tereduksi, mereka juga diharapkan tidak lagi menstigmatisasi ODHA. Sebaliknya, para warga harus mendukung ODHA untuk menjalani pengobatan ARV sehingga tidak lagi menularkan virus kepada orang lain.
Advertisement

“Sayangnya, tidak lebih dari 30% desa yang sudah ada SK pembentukan WPA itu masih aktif berkegiatan. Kebanyakan WPA di desa/kelurahan di Wonogiri tidak lagi berjalan,” ujar dia.

Ketua Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Gajah Mungkur Wonogiri, Ahmad Sulistijo, menyampaikan selama ini KDS rutin mendampingi para ODHA yang menjalani pengobatan dan pemeriksaan HIV di sejumlah fasilitas kesehatan di Wonogiri.

Hanya, selama ini KDS terkendala keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran dalam pendampingan dan penjangkauan.

“Kami melakukan pendampingan terus. Yang menjadi kendala itu kadang masih ada yang tidak mau terbuka terhadap statusnya. Selain itu enggan menjalani pengobatan ARV,” kata Ahmad.

Koordinator Bidang Penyebaran Informasi WPA Desa Pokoh Kidul, Wonogiri Susyaningsih, mengatakan setiap tahun WPA Desa Pokoh Kidul selalu melaksanakan sosialisasi soal HIV kepada warga sampai tingkat rukun tetangga. Hal itu sebagai tindakan pencegahan sekaligus upaya menghapus diskriminasi terhadap ODHA.

“WPA Desa Pokoh Kidul sejak 2018 masih terus berjalan. Kami menilai ini penting mengingat desa kami ini kan dekat dengan berbagai proyek di Waduk Gajah Mungkur yang mendatangkan banyak orang dari luar sehingga perlu dilakukan pencegahan penularan. Alhamdulillah sampai saat ini dan semoga saja seterusnya belum ada laporan warga Desa Pokoh Kidul positif HIV,” ucapnya.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif