Langganan

Harga Tanah di Colomadu Naik Imbas Calon Rumah Jokowi, Ini Kata Pengamat - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ahmad Kurnia Sidik  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 5 Juli 2024 - 21:23 WIB

ESPOS.ID - Pekerjaan pembersihan lahan untuk pembangunan rumah pensiun Presiden Jokowi di Colomadu, Karanganyar, tengah dikerjakan pada Jumat (28/6/2024). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Esposin, KARANGANYAR -- Harga tanah di wilayah Kecamatan Colomadu disinyalir meningkat beberapa kali lipat diduga karena efek calon rumah Presiden Joko Widodo di ruas Jl. Adisucipto Solo.

Soal kenaikan harga tanah diakui Camat Colomadu, Dwi Adi Susilo saat dihubungi Esposin beberapa waktu lalu.

Advertisement

Pengamat ekonomi dan properti, Ariyanto Adhi Nugroho, tidak menampik soal fenomena itu.

Menurut pengajar di FEB Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu, kenaikan harga tanah merupakan hal lumrah dan biasanya ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya kegunaan (utility), kelangkaan (scarcity), keinginan (desire) dan kekuatan daya beli (effective purchasing power).

Ditinjau dari kegunaan, kata Ariyanto, sebagian besar masyarakat menganggap tanah ataupun properti lainnya sebagai instrumen investasi.

Advertisement

Dengan begitu, tanah atau properti itu memiliki dualisme permintaan, yaitu untuk konsumsi (tempat tinggal) sekaligus investasi.

“Hal itu memberikan pengaruh bagi calon pembeli dalam mempertimbangkan perkembangan harga pada saat akan membeli,” kata dia kepada Esposin, Jumat (5/7/2024).

Selain itu, ketika ditinjau dari aspek lingkungan, harga tanah atau properti sangat bergantung pada posisi tanah dengan akses yang tersedia.

Semakin baik akses dan kondisi lingkungan tempat tanah ataupun properti itu maka sangat mungkin semakin mahal dan tak jarang semakin cepat meningkat harganya.

Advertisement

Ia memberi contoh, ketika ada suatu lokasi tertentu akan dikembangkan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, hal itu menimbulkan sentimen negatif bagi pasar sekitar.

Sebaliknya, jika ada rencana pengembangan yang menarik bagi masyarakat, tentunya dapat berpengaruh positif pada harga.

Saat ditanya perihal kekhawatiran atas spekulan tanah atau properti, ia menjawab bahwa dalam pasar properti ada kondisi informasi tak simetris (asymmetric information) yang terjadi.

Sangat jarang transaksi jual beli tanah atau properti tersebut transparan, diketahui oleh umum berapa harga transaksi yang terjadi.

Advertisement

Harga yang berkembang di pasar adalah harga penawaran, yang tidak jarang para spekulan memasang banyak iklan tanah atau properti pada suatu lokasi sehingga dianggap wajar oleh masyarakat umum.

“Khawatirnya itu adalah harga yang sifatnya bubble yang dapat berisiko nilai bagi pembeli maupun perbankan jika menggunakan fasilitas perbankan,” jelas dia.

Sehingga, menurut dia, fenomena yang terjadi belakangan ini terkait dengan pembangunan rumah Presiden Jokowi yang disiapkan sebagai rumah pensiun presiden tentunya dapat memberikan pengaruh bagi harga tanah di sekitar.

Sebab, hal ini dianggap suatu kebanggaan atau ekspektasi terkait prospek ke depan pada daerah tersebut sehingga permintaan atas tanah tersebut meningkat.

Advertisement

Ketika benar terjadi ada harga yang tinggi dalam transaksinya, itu merupakan bukti kekuatan daya beli pasar.

Bagi pemerintah tentunya ini juga menguntungkan, adanya pajak yang bisa dipungut terkait transaksi jual beli dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) saat balik nama.

Tak lupa ia mengingatkan ke depan juga memberikan bukti bahwa pada zona tersebut sudah ada perkembangan harga sehingga bisa diikuti dengan reclass pada NJOP di pajak PBB.

Sebelumnya, Camat Colomadu Dwi Adi Susilo membenarkan harga tanah di kawasan Colomadu meningkat drastis seiring mulai dibangunnya rumah untuk Presiden Jokowi yang merupakan hadiah dari negara.

“Mungkin karena pengaruh rumah hadiah negara untuk Presiden Jokowi yang akan dibangun di sini [Kelurahan Blulukan, Kecamatan Colomadu],” kata dia.

Ia menjelaskan terutama tanah yang berada di sepanjang Jl Adi Sucipto mengalami kenaikan signifikan.

Advertisement

Pada 20222, kata dia, harga tanah di kawasan itu di kisaran Rp7 juta hingga Rp8 juta per meter perseginya.

Namun saat ini harganya mencapai Rp10 juta hingga Rp15 juta per meter persegi.

Sementara, untuk tanah selain dari lingkungan itu harganya pun mengalami kenaikan walau tidak signifikan, yang pada 2022 sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta per meter persegi, saat ini menjadi Rp5 juta hingga Rp7 juta per meter persegi.

“Belakangan hari, setelah ramai berita tentang rumah Pak Jokowi bakal dibangun di sini, saya menerima banyak telepon yang menanyakan terkait tanah di sini. Mereka rela membeli tanah di sini dengan harga lebih tinggi dari yang sebelumnya,” ungkap dia.

Dia juga merasa senang dengan kenaikan secara mendadak harga tanah itu, karena menurutnya, akan sangat baik untuk Kecamatan Colomadu melalui pendapatan pajak dari jual beli tanah itu.

Advertisement
Abu Nadzib - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif