by Kurniawan - Espos.id Solopos - Selasa, 8 Maret 2022 - 20:00 WIB
Esposin, SOLO -- Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari atau Gusti Moeng menyebut KGPH Mangkubumi sebagai anak laki-laki tertua Paku Buwono (PB) XIII tidak diajak bicara soal penentuan putra mahkota.
Di sisi lain, Gusti Moeng memuji sikap Mangkubumi yang cenderung tenang dan menyerahkan semua keputusan kepada takdir Yang Maha Kuasa. Gusti Moeng mengaku cukup mengenal keponakannya tersebut.
“Kalau Mangkubumi ini saya banyak bicara dengan dia. Dia anak yang mau belajar, anak yang mau mengerti,” ungkap Gusti Moeng saat ditemui awak media di kantornya pada Senin (7/3/2022) siang.
Baca Juga: Tak Terobsesi Jadi Raja, KGPH Mangkubumi Ingin Lestarikan Keraton Solo
Bahkan ketika dalam penobatan KGPH Puruboyo sebagai putra mahkota Keraton Solo pada Minggu (27/2/2022) tidak melibatkan KGPH Mangkubumi, pemuda 37 tahun itu tetap tenang. “Dalam posisi itu kan dia sama sekali tidak diajak omong,” ujarnya.
Gusti Moeng justru mempertanyakan kenapa KGPH Mangkubumi sampai tidak diajak bicara tentang keputusan penting Keraton. “Lah iki [KGPH Mangkubumi] anake sapa kok tidak diajak bicara. Wong iki ya anake Hangabehi [PB XIII],” urainya.
Gusti Moeng memuji sikap KGPH Mangkubumi yang pada akhirnya menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sikap tersebut menurutnya sebuah bentuk ketaatan dan ketundukan terhadap takdir yang digariskan Tuhan.
Baca Juga: Tak Bisa Ikut Tingalan Jumenengan PB XIII, Begini Doa KGPH Mangkubumi
Seperti diketahui, KGPH Puruboyo diangkat sebagai putra mahkota dan diberi gelar Adipati Anom saat acara Tingalan Jumenengan ke-18 PB XIII di Keraton Solo pada Minggu (27/2/2022). Ketika itu, KGPH Mangkubumi tak diberi akses masuk.
Setelah menunggu dari pukul 09.00 WIB hingga 10.00 WIB dan tetap tak dibukakan pintu, akhirnya Mangkubumi kembali ke rumahnya. Kepada Esposin ia mengaku tidak tahu alasan dirinya tidak dibukakan pintu saat hendak menghadiri Tingalan Jumenengan ayahandanya.
Baca Juga: LDA Keraton Solo: Pengangkatan Putra Mahkota Puruboyo Tak Sesuai Adat
Saat disinggung ihwal suksesi di Keraton Solo, sebagai anak laki-laki tertua ia mengaku tidak terobsesi dengan itu. Sebab menurutnya kepemimpinan di Keraton Solo biasanya mendasarkan kepada wahyu Illahi atau takdir Tuhan.
Mangkubumi mengaku hanya ingin membantu melestarikan adat istiadat dan Keraton Solo. “Yang saya pikirkan sekarang hanya bagaimana mempertahankan Keraton supaya budayanya tidak luntur. Mengembalikan paugeran adat,” katanya.