by Kurniawan - Espos.id Solopos - Selasa, 13 April 2021 - 07:00 WIB
Esposin, SOLO -- Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur atua BOB, Agus Rochiyardi, meyakini beroperasinya KRL Solo-Jogja akan mampu mendongkrak potensi wisata lokal.
Agus menjelaskan beroperasinya KRL Solo-Jogja sangat menarik karena berhenti di stasiun-stasiun kecil. Dengan begitu bisa terjadi pertumbuhan ekonomi di kawasan stasiun.
Ia mencontohkan potensi kuliner di dekat Stasiun Maguwoharjo. “Adanya KRL ini memungkinkan orang untuk naik turun di stasiun-stasiun yang dekat pariwisata. Misalnya di Prambanan bisa melihat candi-candi. Banyak tempat yang bisa dikunjungi di setiap stasiun pemberhentian KRL ini,” urainya.
Ia mencontohkan potensi kuliner di dekat Stasiun Maguwoharjo. “Adanya KRL ini memungkinkan orang untuk naik turun di stasiun-stasiun yang dekat pariwisata. Misalnya di Prambanan bisa melihat candi-candi. Banyak tempat yang bisa dikunjungi di setiap stasiun pemberhentian KRL ini,” urainya.
Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja : Jelajah Museum Sangiran, Petilasan Jaka Tingkir & Sumber Air Asin
Untuk mendukung promosi dan pengembangan pariwisata di jalur KRL Solo-Jogja, Direktur Pemasaran Pariwisata BOB itu menilai sangat strategis untuk memanfaatkan e-money. Dengan begitu bisa digunakan untuk berbagai kegiatan, misalnya naik KRL atau membayar aktivitas wisata.
Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja Memotret Geliat Ekonomi Baru Gawok Sukoharjo
Berbagai potensi tersebut, menurut Direktur Pemasaran Pariwisata BOB itu bisa dikolaborasikan dengan KRL Solo-Jogja. BOB yang terbentuk berdasarkan Perpres Nomor 46 Tahun 2017 memiliki sejumlah tugas.
Tugas itu mulai dari pengelolaan lahan 309 hektare di Bukit Menoreh, Kabupaten Purworejo, hingga sinkronisasi, koordinasi dan pendukungan tiga destinasi pariwisata nasional dan satu kawasan strategis pariwisata nasional.
Destinasi wisata nasional tersebut yaitu Jogja-Borobudur dan sekitarnya, Solo-Sangiran dan sekitarnya, serta Semarang-Karimunjawa dan sekitarnya. BOB menjalankan fungsi dan peran dalam hal destination management organisation (DMO).
Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja : Mengulik Legenda Bandung Bondowoso di Balik Eksotisme Candi Sewu
“Kami memfoto semua lokasi pariwisata yang ada di Joglosemar dan Dieng. Yang kami foto aksesibilitas, amenitas, dan atraksinya. Jadi bagaimana kondisi wilayah Solo-Jogja merupakan bagian dari potensi dan dinamika yang kami foto,” ujarnya.
Tak ketinggalan kereta rel listrik (KRL) Solo-Jogja. Ada juga jalur darat dengan pembangunan jalan tol Solo-Jogja melalui Maguwoharjo-Gamping-Bandara YIA, serta jalur tol Bawen-Jogja melalui wilayah Magelang.
Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja: Wedangan, Ngopi, Kulineran Malam di Solo
“Dari situ kami melihat semua akses memudahkan wisatawan untuk masuk wilayah Joglosemar. Aksesibilitas antar wilayah Joglosemar akan membuat semakin banyak pengunjung datang. Termasuk KRL Solo-Jogja ini,” terang Direktur Pemasaran Pariwisata BOB, Agus Rochiyardi,
Ekspedisi KRL Solo-Jogja oleh tim Solopos Group memotret geliat ekonomi kawasan sekitar stasiun sepanjang jalur KRL tersebut. Salah satu kawasan yang merasakan dampak ekonomi maupun pariwisata dari kehadiran KRL Solo-Jogja adalah kawasan sekitar Stasiun Gawok, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.
Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja: Keliling Pasar Klewer, Surga Belanja Batik Terbesar di Asia
Sejumlah resto ala kafe modern pun segera meramaikan kawasan Gawok. Para pelaku usaha mulai melirik peluang membuka bisnis di sana seiring pengoperasian Stasiun Gawok sebagai pemberhentian KRL. “Ada beberapa kafe yang siap dibuka di dekat Stasiun Gawok,” kata Sumi saat berbincang dengan Esposin, Kamis (25/3/2021).
Pengoperasian kembali Stasiun Gawok berdampak besar terhadap pengembangan ekonomi setempat. Hal ini mampu menumbuhkan pusat bisnis baru di kawasan tersebut.
Tim ekspedisi KRL Solo-Jogja Solopos Group dengan dukungan PT KAI Commuter, Badan Otorita Borobudur atau BOB, dan Perum Perumnas itu juga sempat menjelajahi kawasan wisata candi yang dekat dengan Stasiun Brambanan.