by Muh Khodiq Duhri - Espos.id Solopos - Jumat, 26 Maret 2021 - 22:15 WIB
Esposin, SRAGEN -- Sebanyak 57,50% warga Sragen mengonsumsi 1-6 bungkus mi instan tiap pekan. Angka tersebut merupakan tertinggi kedua di Soloraya setelah Klaten dengan 61,79% warganya mengonsumsi 1-6 bungkus mi instan tiap pekan.
Hal itu terungkap dalam dalam Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Jateng 2018-2023 yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan Badan Litbang Kesehatan Jateng sebagaimana dicermati Esposin, Jumat (26/3/2021).
Baca Juga: Proyek Perbaikan Jalan Bikin Pasokan Air PDAM Kulonprogo Terganggu, Pelanggan Mengeluh
Riskesdas merupakan penelitian bidang kesehatan berbasis komunitas yang biasa digelar sekali dalam lima tahun. Lima tahun dianggap sebagai interval yang tepat untuk menilai perkembangan status kesehatan masyarakat, faktor risiko, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan.
Setelah Klaten dan Sragen, Wonogiri menempati urutan ketiga dengan 56,92% warganya mengonsumsi 1-6 bungkus mi instan tiap pekan. Disusul Boyolali (54,52%), Karanganyar (48,32%), Solo (46,91%) dan Sukoharjo (44,91%). Sementara itu di tingkat Jateng, sebanyak 58,87% warga mengonsumsi 1-6 bungkus mi instan tiap pekan.
Dari 2.245 warga Sragen yang menjadi sampel penelitian, hanya 2,84% yang mengonsumsi kurang dari 1 bungkus mi instan/hari. Sisanya, 39,68% mengonsumsi kurang dari tiga bungkus mi instan/bulan.
Baca Juga: Perwira TNI Jadi Korban Salah Sasaran Penggerebekan Satresnarkoba Polresta Malang Kota
Sementara dilihat dari jenis kelamin, laki-laki di Jateng lebih mendominasi dengan 61,14% mengonsumsi 1-6 bungkus mi instan/pekan. Sementara 56,64% kaum wanita di Jateng mengonsumsi 1-6 bungkus mi instan/pekan.
Dalam penelitian itu disebutkan, mi instan merupakan salah satu makanan yang tidak baik dikonsumsi secara berlebihan. Dalam penelitian ini, mi instan disejajarkan dengan makanan berisiko lain seperti makanan manis, makanan asin, berlemak/kolestrol seperti gorengan, daging olahan dengan pengawet, minuman berkarbonasi dan lain-lain.