Langganan

DPRD: Pasar Singosaren Tak Cocok Jadi Pasar Tradisional - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Jibi Solopos Ayu Prawitasari  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 11 Agustus 2012 - 06:41 WIB

ESPOS.ID - Ketua Komisi III DPRD Solo, Honda Hendarto (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO—Meski belum ada kejelasan dari pihak ketiga terkait keberlanjutan sewa bangunan Pasar Singosaren namun komisi III menilai gedung berlantai tiga tersebut tidak cocok untuk pasar tradisional.

Advertisement

Penilaian itu disampaikan Ketua Komisi III DPRD Solo, Honda Hendarto, Jumat (10/8/2012). Menurutnya, bangunan Pasar Singosaren lebih cocok dipertahankan sebagai salah satu pusat pertokoan atau mall.

“Sampai sekarang memang belum ada kejelasan apakah sewa bangunan Pasar Singosaren dilanjutkan ataukah tidak. Sementara belum ada kejelasan saya pikir kalau nantinya dijadikan pasar tradisional dulu tidak cocok lah,” ujar dia.

Alasan mengapa bangunan tidak cocok untuk pasar tradisional, menurut Honda, lantaran pedagang tidak akan mau berjualan di lantai atas. Dia mencontohkan beberapa pasar tradisional berlantai dua di mana pedagangnya lebih suka kembali ke lantai bawah meski menjadi oprokan daripada harus berjualan di lantai atas.

Advertisement

“Kalau mau jualan di lantai II itu apa ya laku? Pasti tidak laku sehingga Singosaren jelas tidak cocok dijadikan pasar tradisional,” ujarnya.

Disinggung mengenai kemungkinan menjadikan Pasar Singosaren sebagai pusat jual beli ponsel, Honda tak menampik adanya potensi. Pasalnya, sekarang ini masyarakat banyak yang mengenal Pasar Singosaren pusat ponsel bekas maupun baru selain sebagai Matahari Departement Store.

Hal senada disampaikan Sekretaris Komisi III, Quatly Abdulkadir Alkatiri. Dia mengatakan, Pasar Singosaren tidak cocok apabila dijadikan pasar tradisional.

Advertisement

“Mumpung masa sewa belum selesai kami sudah minta DPP untuk melakukan kajian mengenai keberadaan lantai dua, cocoknya dijadikan apa. Sampai sekarang kami belum dapat informasi kecuali pengkajian masih berlangsung,” ujarnya. Quatly menambahkan, walau lantai I memungkinkan untuk pasar tradisional namun tidak demikian dengan lantai II.

Advertisement
Arif Fajar Setiadi - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif