Langganan

Disdag Sragen Waspadai Peredaran Merica Palsu - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Moh. Khodiq Duhri Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 9 Juni 2015 - 05:45 WIB

ESPOS.ID - Karni, 32, warga Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, diperiksa di Mapolres Sargen terkait temuan merica palsu di kiosnya, Selasa (6/1/2015). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Disdag Sragen mewaspadai peredaran merica palsu di Sragen yang penah beredar pada awal 2015.

Esposin, SRAGEN—Dinas Perdagangan (Disdag) Sragen mewaspadai peredaran merica palsu di Bumi Sukowati. Merica palsu ini pernah beredar di Sragen awal 2015.

Advertisement

Kepala Disdag Sragen, Nonok Sudjiono, mengaku belum bisa menyimpulkan apakah merica palsu kembali dijual pedagang di Sragen. Dalam jangka dekat, Disdag Sragen akan bekerja dengan dengan dinas terkait untuk menggelar inspeksi mendadak (sidak) guna menanggulangi peredaran merica palsu.

“Perlu dicek dahulu ke pasar-pasar supaya kami bisa menyimpulkan,” katanya kepada Esposin, di kantornya, Senin (8/6/2015).

Nonok mengakui merica palsu sempat beredar di Pasar Bunder. Pada awal tahun ini, aparat Polres Sragen membongkar jaringan penjual merica abal-abal atau palsu yang beredar di Pasar Bunder. Selain memeriksa seorang penjual, polisi juga mengamankan barang bukti berupa merica palsu seberat 65 kg.

Advertisement

“Setelah kejadian itu, Disdag menggelar sosialisasi. Kami mengimbau pedagang supaya tidak menjual merica palsu. Dalam waktu dua hari, tidak ada lagi penjual merica palsu karena para pedagang merasa ketakutan,” terang Nonok.

Sementara itu, Sademi, 50, salah seorang pedagang di Pasar Bunder mengaku tidak pernah menjual merica palsu. Dia mengakui terdapat salah seorang pedagang di Pasar Bunder yang harus berurusan dengan polisi karena kedapatan menjual merica palsu awal tahun ini.

“Dulu polisi datang menggerebek kios milik pedagang itu. Sejak saat itu pedagang sudah tidak berani menjual merica seperti itu [palsu],” kata Sademi saat ditemui Esposin di depan kiosnya.

Advertisement

Sademi mengaku hanya menjual dua jenis merica masing-masing dengan harga Rp195.000/kilogram (kg) dan Rp200.000/kg. Perbedaan harga itu dipengaruhi kering tidaknya merica yang dijual.

“Merica yang bagus itu benar-benar sudah kering. Harganya Rp200.000/kg. Kalau agak kering itu lebih murah. Harganya Rp195.000/kg. Tapi, tidak ada campuran semen seperti yang diberitakan di televisi belakangan ini,” ujarnya.

Hal senada dikemukakan Yanti, 39, pedagang lainnya. Menurutnya, penggerebekan terhadap kios pedagang yang menjual merica palsu di Pasar Bunder membuat semua pedagang lebih hati-hati dalam menerima pasokan barang dari tengkulak.

Menurutnya, para pedagang sebelumnya tidak tahu jika merica yang dijual itu sudah dicampur dengan merica palsu yang terbuat dari bahan semen. “Pedagang hanya ingin mendapatkan merica dengan harga miring. Tetapi, pedagang tidak tahu jika ada campuran merica palsu di dalamnya,” terangnya.

Advertisement
Septina Arifiani - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif