Langganan

Dinas Pertanian Sragen Temukan Sapi Belum Tanggal Gigi Dijual untuk Kurban - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 13 Juni 2023 - 17:33 WIB

ESPOS.ID - Tim dokter hewan dari DKP3 Sragen memeriksa sapi kurban di kandang komunal milik warga di Dukuh Tenggak, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Selasa (13/6/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN — Tim dokter hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen memeriksa hewan kurban di kandang komunal Dukuh Tenggak RT 015, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Selasa (13/6/2023). Dari pemeriksaan tersebut ditemukan sapi belum poel atau tanggal giginya dijual untuk hewan kurban.

Sapi belum cukup umur itu tak memenuhi syarat untuk kurban. Warga diminta perlu lebih cermat. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat sampel hewan kurban berupa sapi di kandang komunal di Tenggak. Selain memeriksa persyaratan hewan kurban, tim DKP3 juga melakukan pengobatan dengan penambahan vitamin.

Advertisement

Pemeriksaan dipimpin Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DKP3 Sragen, Ana Margaretha, didampingi petugas medik veteriner, drh. Suprapto. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengecekan gigi hewan kurban dan menyuntikkan vitamin untuk menambah daya tahan. Ana membenarkan adanya sapi yang belum poel atau belum cukup umur untuk menjadi hewan kurban.

Sementara itu, drh. Suprapto, mengungkapkan permintaan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari peternak per Selasa siang sebanyak 51 lembar. SKKH itu diperlukan sebagai syarat pengiriman hewan kurban ke luar daerah Sragen.

“Biasanya satu SKKH digunakan untuk kelompok ternak yang diberangkatkan bersamaan dalam satu truk atau mobil. SKKH itu fungsinya untuk penguatan bahwa ternak-ternak itu sehat dan sudah melalui pemeriksaan kesehatan. SKKH itu diberikan secara gratis,” katanya.

Advertisement

Lebih jauh Suprapto menerangkan saat ini sudah jarang ditemukan sapi yang menderita penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun lumpy skin desease (LSD). Kalau pun ada laporan, kata dia, angkanya kecil, hanya 1-2 kasus dan cepat tertangani karena sebelumnya sudah divaksin. “Sapi-sapi sudah kebal,” jelasnya.

Pada bagian lain, terjadi kenaikan harga hewan kurban terutama sapi pada momen Iduladha tahun ini ketimbang tahun lalu. Ada kenaikan sekitar Rp2 juta-Rp3 juta per ekornya. Tahun lalu harga sapi Rp21 juta, sedangkan tahun ini sapi dengan ukuran yang sama harganya jadi Rp23 juta-Rp24 juta.

“Faktor pemicu kenaikan harga ini banyak. Bisa karena tingginya antusiasme masyarakat atau karena faktor harga pakan yang naik sehingga harga menyesuaikan,” jelasnya Suprapto.

Advertisement

Seorang peternak Desa Tenggak, Dimin, 50, mengaku ada kenaikan harga sapi hingga Rp3 juta pada momen menjelang Iduladha ini dibandingkan hari biasa. Saat ini sapi di pasaran dijual di rentang harga Rp23 juta hingga Rp28 juta.

Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif