by Ponco Suseno Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 1 Desember 2015 - 19:40 WIB
Esposin, KLATEN--Wilayah Jateng mengalami kekurangan 7.000 ton benih padi dalam beberapa tahun terakhir. Guna mengantisipasi kekurangan tersebut, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jateng mengajak peran serta petani terkait penyediaan benih secara mandiri.
Data yang dihimpun Esposin, produksi benih padi di Jateng sempat mencapai 53.000 ton pada 2012. Jumlah tersebut mengalami penurunan drastis dalam 2-3 tahun terakhir. Saat ini, produksi benih padi di Jateng hanya 38.000 ton. Padahal, kebutuhan benih padi di Jateng mencapai 45.000 ton. Luas areal tanam di Jateng berkisar 1,8 juta hektare.
“Kami ingin minimal produksi benih padi di Jateng seperti 2012. Caranya, mengajak para petani untuk mewujudkan pengadaan benih secara mandiri. Melalui program penangkaran benih ini diharapkan para petani bisa menyediakan benih secara swadaya sekaligus mendukung terciptanya swasembada pangan tahun 2017 mendatang,” kata peneliti utama BPTP Jateng, Teguh Prasetya, saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan temu lapang dengan puluhan petani di Sidowayah, Polanharjo, Klaten, Selasa (1/12/2015).
Teguh Prasetya mengatakan progam desa mandiri benih ini ditujukan untuk mendukung nawacita Presiden Joko Widodo. Pemerintah pusat telah menggulirkan program desa mandiri benih di 1.000 desa yang tersebar di Tanah Air. Dari jumlah tersebut, 55 desa di antaranya berada di Jateng.
“Beberapa pendukung untuk mencapai swasembada 2017, yakni perbaikan irigasi, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan), dan benih. Pada kesempatan ini, yang kami bicarakan adalah pengadaan benih. Agar Jateng bisa memproduksi benih secara surplus [berbagai jenis benih tanaman padi], harus ada dukungan desa mandiri benih. Hal itu seperti yang dilakukan para petani di Sidowayah, Polanharjo, Klaten ini,” katanya.
Teguh Prasetya menjelaskan hasil tanaman padi di Siwodayah tidak dijual untuk kebutuhan konsumsi. Tanaman padi di Sidowayah akan digunakan untuk membuat benih berkualitas.
“Ada beberapa contoh padi yang siap dijadikan calon benih di areal sini. Nanti untuk mendukung tujuan para petani, kami membantu menyiapkan alat pembersih benih padi. Targetnya, benih padi yang dihasilkan petani di sini bisa dijual ke luar daerah. Program ini pun bisa dicontoh oleh petani lainnya di Jateng,” katanya.
Kepala Desa (Kades) Sidowayah, Hapsoro, mengatakan jenis padi yang dijadikan percontohan sebagai bahan dasar pembuatan benih di daerahnya, yakni inpari 4 dan situbagendit. Luas tanaman padi yang diproyeksikan mendukung desa mandiri benih mencapai 17 hektare.