by Redaksi - Espos.id Solopos - Sabtu, 31 Desember 2011 - 17:23 WIB
SOLO--Kalangan DPRD Solo menyoroti pembongkaran median jalan di Jl Adisucipto, Solo, tepatnya di depan Hailai International Executive Club (HIEC) Solo dan Iskandartex.
Pembongkaran sebagian median jalan itu diduga tidak sesuai perencanaan awal proyek tersebut. Anggota Komisi II DPRD Kota Solo, Djaswadi, mempertanyakan alasan dibongkarnya sebagian median jalan yang berada di depan Hailai Solo.
Sebab menurut dia, pada perencanaan awal pemisah jalur itu dibangun lurus.
Sebab menurut dia, pada perencanaan awal pemisah jalur itu dibangun lurus.
”Yang saya ketahui, kalau dari perencanaannya median jalan itu akan dibuat lurus, tidak ada selang di depan Hailai. Awal dibangun juga sudah dibuat lurus tapi ternyata beberapa waktu lalu justru dibongkar. Nah apa alasan itu dibongkar? Siapa yang meminta pembongkaran? Siapa yang mengizinkan pembongkarannya?” tanya Djaswadi ketika ditemui wartawan di Gedung DPRD Solo, Jumat (30/12/2011).
Dengan adanya perubahan dalam pengerjaan median jalan tersebut, menurut Djaswadi, semestinya ada perubahan dalam penggunaan anggarannya.
Hal senada diungkapkan anggota Komisi II lainnya, Hami Mujadid Irsyad. Dia mengatakan posisi median jalan yang dibuka itu tidak terlalu jauh dari perempatan jalan.
Mengingat padatnya arus lalu lintas di kawasan itu, menurut Hami, dibukanya median jalan di lokasi itu justru bisa meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
”Posisinya itu kan tidak terlalu jauh dari perempatan? Kalau kendaraan berputar di situ, tentunya bisa menyebabkan kemacetan, sehingga dikhawatirkan justru bisa memperbesar risiko kecelakaan,” kata Hami.
Pihaknya meminta agar median jalan itu ditutup kembali. Sementara anggota Komisi III DPRD, Abdullah AA, mengungkapkan pernah mempertanyakan dibukanya median jalan di lokasi itu kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo.
”Keterangan dari Dishub, alasan dibukanya median jalan di depan Hailai Solo itu karena akan dipasangi alat pemantau arus lalu lintas di situ sehingga akan ditutup kembali,” terang Abdullah.
Namun Abdullah mengaku sangat menyayangkan hal itu. Pihaknya berharap pembongkaran itu dilakukan bukan lantaran permintaan dari pelaku usaha.
Sebab dirinya khawatir, kegiatan yang bertujuan mengurangi kecelakaan lalu lintas itu malah jadi proyek bisnis.
”Kalau semua permintaan pelaku usaha dituruti, percuma pembangunan median jalan yang pada dasarnya untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas. Kami minta jangan diperjualbelikan median jalan,” tegasnya.
Kepala Dishub Kota Solo, Yosca Herman Soedrajad, menjelaskan pembukaan median jalan bersifat sementara untuk menanam detektor penghitung kepadatan lalu lintas.
(sry)