by M. Aris Munandar - Espos.id Solopos - Senin, 22 Juni 2020 - 13:10 WIB
Esposin, WONOGIRI -- Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk menyosialisasikan aturan bantuan sosial atau bansos, salah satunya lewat video sosialisasi bansos.
Hal ini seperti yang dilakukan warga Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, yang membuat video berjudul Balada Bansos Batuwarno. Video yang diunggah di Youtube tersebut memberi gambaran aturan dalam penyaluran bansos pandemi Covid-19.
Tak cuma memberi pencerahan, video sosialisasi bansos tersebut juga dibubuhi adegan kocak serta para pemain yang bertingkah jenaka. Hingga saat ini, sudah ada dua video yang diunggap dengan tema sama.
Pemungutan Pajak Digital Bisa Picu Ketegangan Dunia
Pemungutan Pajak Digital Bisa Picu Ketegangan Dunia
Misalnya di video pertama Balada Bansos Batuwarno, ada salah satu tokoh perempuan berdaster dan berkerudung, namun diperankan pria. Ibu-ibu ini sempat jatuh terjerembab kala hendak mendatangi tukang sayur.
Di video Balada Bansos Episode 2 lebih kocak lagi. Ada salah satu tokoh di video yang protes lantaran kepada desa tidak memberinya bansos pandemi Covid-19. Padahal dirinya adalah keponakan sang kepala desa.
53 Mahasiswa Indonesia di Wuhan Diwisuda saat Pandemi Covid-19
Minten mengatakan drinya terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat kerjanya, selain itu suaminya sakit keras.
Triko lalu menjelaskan Sri tidak mendapat bansos karena sudah menerima bantuan Program Kelurga Harapan (PKH). Sedangkan Minten mendapat bansos karena terkena PHK dan sebelumnya tidak menerima bantuan PKH maupun Bantuan Sembako Pangan (BSP).
Terungkap! Penyerang Wakapolres Karanganyar Ternyata Warga Madiun
Saat perbincangan terjadi, datang seorang laki-laki mengunjungi rumah Kades. Kades dan warga ketakutan lantaran pria itu preman di Desa Sumberejo.
Di luar dugaan, laki-laki tersebut justru mengembalikan bansos. “Pak Polo niki bansose kulo wangsulke amargi taksih kathah ingkang mbetahaken [Pak Kepala Desa, ini bansos saya kembalikan karena masih banyak yang membutuhkan],” kata sang preman.
“Tak tompo Jek, luar biasa [saya terima Jek, luar biasa],” sahut Kepala Desa. Dia lalu mengingatkan Sri untuk belajar pada pria tersebut. Sang preman adalah sopir yang kena PHK, namun lantaran merasa masih memiliki penghasilan lain, dia dengan kesadaran sendiri mengembalikan bansos.
Outlet Minuman Manis di The Park Mall Solo Ini Beri Promo Beli 1 Gratis 1
Hingga Senin (22/6/2020) pukul 12.30 WIB, video berdurasi dua menit 33 detik tersebut ditonton lebih dari 1.000 kali dan dibubuhi 75 tanda suka.
Anggota TPID Batuwarno, Arfan Agusta, mengatakan video tersebut dibuat untuk memudahkan edukasi kepada masyarakat terkait penyaluran bansos. Karena fakta di lapangan penyaluran bansos menjadi perdebatan dan perselisihan di kalangan masyarakat.
Klaten Siapkan Protokol Kesehatan Desa Paseduluran Pengungsi Merapi
Ke depan, tim TPID akan membuat video lagi dengan tema lain, tetapi masih berkaitan dengan kondisi Covid-19.
"Pemerintah tidak mungkin menyampaikan secara langsung kepada masyarakat secara individu. Jika dibuat video, masyarakat bisa mendapat sosialisasi melalui handphone masing-masing. Intinya mempermudah sosialisasi dan pemahaman," kata dia saat dihubungi Esposin, Sabtu.
Kades Sumberejo, Tri Haryanto, yang juga berperan dalam video itu mengatakan cuplikan video tersebut menggambarkan kejadian nyata saat pendataan dan penyakulan bansos di masa pandemi.
Hot News, Bantu Tangani Covid-19 Bisa Dapat Keringanan Pajak Penghasilan!
Menurut dia, ada warga yang sudah menerima PKH dan BSP tetapi masih meminta bantuan. Ada juga yang sudah mempu, tetapi tetap melakukan protes karena tidak didata. Padahal penerima bansos ada kriteria yang ditentukan.
"Problem-problem yang ada coba kita sampaikan dengan video pendek. Dengan harapan mereka memahami kriteria penerima bansos," kata dia saat ditemui Esposin di rumahnya, Sabtu.