by Indah Septiyaning W. Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 2 Mei 2017 - 11:40 WIB
Esposin, SOLO -- Belasan buruh rumahan di Kota Solo menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota, Selasa (2/5/2017). Mereka menuntut jaminan sosial dan upah layak sesuai upah minimum kota (UMK).
Berdasarkan pantauan Esposin, massa yang semuanya merupakan ibu rumah tangga menggelar aksi dengan berjalan kaki (long march) dari Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) ke Balai Kota. Kedatangan massa kemudian ditemui Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Solo Widdi Srihanto.
Perwakilan pekerja rumahan Nuning mengatakan selama ini kesejahteraan pekerja rumahan selalu terabaikan. Selain tidak terkaver jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan, dari segi upah yang diberikan juga sangat tidak layak.
"Pekerjaan kami ini sama seperti pekerja pabrik. Hanya pekerjaan itu dikerjakan di rumah. Tapi upah yang diterima jauh dari kata layak," kata dia.
Salah satu pekerja rumahan, Septi mengaku hanya diberi upah Rp1.000-Rp2.000 per biji tas batik yang dikerjakannya. Dalam sehari ia mampu merampungkan 20 biji tas saja.
"Tujuh tahun saya jalani pekerjaan ini di rumah. Tapi upah tidak pernah naik," tutur dia.
Karena itu, dirinya bersama pekerja rumahan lainnya mendesak pemerintah daerah menerbitkan regulasi mengatur hak dan kewajiban buruh rumahan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Solo Widdi Srihanto mengatakan segera menindaklanjuti tuntutan para buruh rumahan tersebut. "Kami akan laporkan kepada wali kota," kata dia.