by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Selasa, 31 Agustus 2021 - 09:03 WIB
Esposin, KLATEN – Warga di lereng Gunung Merapi wilayah Klaten menerapkan pendekatan budaya untuk menjaga kelestarian sumber air. Tradisi dandan kali menjadi acara rutin sebagai perwujudan niatan warga untuk menjaga sumber air yang ada di lingkungan mereka.
Seperti warga Dukuh Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, yang secara rutin menggelar kegiatan bersih-bersih sumber-sumber air. Tradisi turun-temurun itu hingga kini masih terawat.
Ketua RT 007/RW 002, Dukuh Girpasang, Gino, mengatakan dandan kali menjadi tradisi rutin tahunan. “Biasanya dilakukan menyesuaikan pranata mangsa pada mangsa kapat,” kata Gino saat ditemui Esposin di Girpasang baru-baru ini.
Acara yang dilakukan yakni membersihkan kawasan sekitar sumber mata air. Ada beberapa sumber air di kawasan Girpasang yang ada pada lereng-lereng bukit. Selain kegiatan bersih-bersih, warga menggelar kenduri sekaligus doa bersama mengungkapkan rasa syukur serta berharap kelestarian sumber air tetap terjaga.
Gino menjelaskan selama ini warga Girpasang mengandalkan pasokan air dari sumber air bernama Kali Jeroomah yang dimanfaatkan warga dari perkampungan lainnya di Tegalmulyo.
Baca juga: Polisi Klaten Jarang Ungkap Kasus Narkoba di Kemalang Klaten, Ternyata Ini Alasannya
Hal senada disampaikan warga Girpasang lainnya, Gianto. Dia menjelaskan dandan kali menjadi salah satu tradisi yang masih terawat selain tradisi lainnya seperti kenduri apam.
Baca juga: Kajari Klaten Ungkap Banyak Tanah Kas Desa Tak Jelas Proses Tukar Gulingnya
“Untuk merawat sumber air yang masih ada kami melalui budaya. Dengan tata cara sering ditulis dan didokumentasikan oleh anak-anak muda bahwa ini pernah menjadi sumber penghidupan warga Merapi. Ini sekaligus menjadi daya tarik wisata bagaimana melestarikan sumber air dan kedepan seperti apa,” ungkap salah satu warga Dukuh Mbangan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Sukiman.
Sukiman mengatakan ada empat sumber air yang masih terjaga kelestariannya hingga kini yakni Tuk Biru, Kali Lumbang, Kali Reno, serta Kali Putih. Sebagian sumber air itu dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga.
“Kalau untuk Kali Lumbang itu tidak boleh dibangun bak dan tidak boleh dialirkan. Kalau mau membutuhkan warga mengambil dari sana,” kata Sukiman.