Langganan

Dampingi Ibunya ke Tanah Suci, Pemuda Asal Klaten Ini Jadi Calhaj Termuda - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Taufiq Sidik Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 31 Mei 2024 - 17:35 WIB

ESPOS.ID - Muhammad Farhan Wisnugroho, 20, jadi calhaj termuda asal Klaten bersama ibunya, Atik Suciati, Rabu (29/5/2024). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Esposin, KLATEN–Muhammad Farhan Wisnugroho, 20, mahasiswa asal Desa/Kecamatan Cawas menjadi calhaj termuda di antara 1.155 Calhaj asal Klaten yang diberangkatkan tahun ini. Dia menggantikan kursi ayahnya yang meninggal dunia pada 2019 lalu.

Farhan merupakan mahasiswa Teknik Sipil UGM yang kini memasuki semester 4. Sejumlah persiapan sudah dia lakukan termasuk mengurus cuti kuliah selama menjalankan ibadah haji.

Advertisement

“Selain persiapan fisik, saya mengurus cuti kuliah. Apalagi besok pas ujian akhir semester bisa ikut susulan setelah haji. Iya, saat ibadah bersamaan dengan ujian akhir semester,” kata Farhan saat ditemui di Grha Bung Karno Klaten, Rabu (29/5/2024).

Jadi calhaj termuda Klaten, Farhan menceritakan dia bisa berangkat haji untuk menggantikan ayahnya yang meninggal dunia. Awalnya, bapak dan ibunda Farhan mendaftar haji pada 2012. Pada 2019, bapaknya yang bernama M. Nur Widiyanto meninggal dunia.

Advertisement

Jadi calhaj termuda Klaten, Farhan menceritakan dia bisa berangkat haji untuk menggantikan ayahnya yang meninggal dunia. Awalnya, bapak dan ibunda Farhan mendaftar haji pada 2012. Pada 2019, bapaknya yang bernama M. Nur Widiyanto meninggal dunia.

Di saat bersamaan muncul aturan baru terkait penggabungan mahram. Setelah mengurus permohonan penggabungan mahram, Farhan bisa berangkat haji menemani ibunya bernama Atik Suciati.

“Ya, saya tentu senang menjadi tugas juga menggantikan almarhum bapak dan menemani ibu. Niat karena Allah, semoga menjadi haji yang mabrur dan seluruh jamaah haji, apa yang diharapkan bisa dilancarkan karena doanya besok di baitullah. Tentu ada doa khusus untuk almarhum [bapaknya]. Semoga besok bisa reuni kembali satu keluarga di surganya Allah,” kata Farhan.

Advertisement

Ibunda Farhan, Atik Suciati, 53, bersyukur kursi suaminya bisa digantikan putranya dan bisa berangkat menjalankan ibadah haji di waktu bersamaan. Atik mengungkapkan dia dan almarhum suaminya mendaftar ikut melaksanakan ibadah haji sejak April 2012.

“Saat itu kami pasrah saja. Namanya juga panggilan Allah. Saat itu pulang mendaftar, oleh bapaknya map diletakkan saja di lemari. Kalau wayahe lak celuk-celuk. Setelah bapaknya tidak ada, baru saya berani ambil untuk mengurus pergantian,” kata Atik.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Klaten, Anif Solikhin, menjelaskan jumlah calhaj yang akan diberangkatkan berkurang dibandingkan rencana awal. Awalnya, ada 1.161 orang dan kali terakhir ada 1.155 orang. Berkurangnya jumlah calhaj yang akan diberangkatkan lantaran meninggal dunia, tunda keberangkatan karena hamil, sakit, dan lainnya.

Advertisement

Bagi calhaj yang meninggal dunia, kursinya bisa digantikan oleh anggota keluarga lain dan diprioritaskan berangkat tahun berikutnya. Calhaj yang ditunda keberangkatannya karena hamil dan sakit diprioritaskan untuk pemberangkatannya tahun depan.

Dari 1.155 orang, Anif menjelaskan calhaj termuda di Klaten berumur 20 tahun dan paling tua berumur 86 tahun. Soal keberangkatan, Anif menjelaskan sebanyak dua calhaj masuk cadangan dan mengisi sif kosong Kloter 80  untuk diberangkatkan masuk asrama haji, Sabtu (1/6/2024).

“Kloter 94 masuk asrama pada Rabu [5/6/2024], Kloter 95 dan 96 Kamis [6/6/2024] serta Kloter 97 masuk asrama pada Jumat [7/6/2024],” kata Anif.

Advertisement

Bupati Klaten, Sri Mulyani, berharap para calhaj bisa menjalankan ibadah dengan khidmat selama berada di Tanah Suci. Dia juga menjelaskan ibadah haji menjadi kesempatan bagi para jamaah untuk bermuhasabah dalam melewati perjalanan hidup selama ini.

“Muhasabah atau mengevaluasi diri yang berangkat dari kesadaran atas pemaknaan hakekat hidup yang Allah berikan sehingga ditemukan hakekatul hayat alias makna hidup sesungguhnya bagi setiap individu beriman  dalam menapaki sisa waktu yang dimiliki. Kecerdasan menemukan makna hidup  ini akan mampu melahirkan manusia baru dengan semangat ibadah dalam kesungguhan menjalankan ibadah kepada Allah,” kata Mulyani.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif