Langganan

Daging sapi asal Boyolali dijamin bukan gelonggongan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 3 Agustus 2011 - 16:56 WIB

ESPOS.ID - PEMOTONGAN HEWAN -- Seorang pekerja Rumah Potong Hewan (RPH) Ampel, Boyolali, tengah memotong daging sapi. Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Rabu (3/8/2011) menjamin semua daging sapi asal Boyolali bebas praktik gelonggongan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Boyolali (Esposin) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali membantah adanya daging sapi gelonggongan dari Boyolali. Bantahan ini ia kemukakan setelah muncul sejumlah tudingan bahwa daging gelonggongan yang merebak di sejumlah daerah berasal dari wilayah Boyolali. Disnakan juga menjamin daging sapi dari Boyolali berasal dari rumah potong hewan (RPH) di Ampel. Di RPH itu, keamanan dan kesehatan daging sapi bisa dijamin.

“Tidak benar ada daging sapi gelonggongan dari Boyolali. Daging sapi asal Boyolali dipastikan aman,” tegas Kepala Disnakan Boyolali, Dwi Priyatmoko kepada wartawan, Rabu (3/8/2011). Dwi menambahkan asal mula daging gelonggongan justru dari luar daerah. Dirinya mencontohkan adanya seorang jagal dari Sragen yang pernah mengaku mencekoki sapi sebelum disembelih.
Advertisement

Dijelaskan, jagal tersebut mengakui perbuatannya saat berlangsungnya rapat Bakorwil II di Solo beberapa bulan lalu. Hal ini dilakukan demi mendongkrak harga jual sapi gelonggongan. “Di Boyolali gelonggongan sama sekali tidak diminati. Sebab, penjual dengan sendirinya sadar kalau daging seperti itu tidak laku dijual,” tambahnya. Ia menerangkan jika memang benar ada yang dari Boyolali, pihak terkait diminta membuktikan sehingga jelas identitas dan asalnya. Hal ini dilakukan terkait adanya tuduhan daging sapi gelonggongan dari Boyolali.

Dwi memastikan prosedur pemotongan di RPH sesuai standar. Selain itu, sapi yang akan disembelih bebas penyakit. Ini dibuktikan dengan adanya surat keterangan sehat atas sapi-sapi itu. Selama kurun waktu dua tahun ini di Boyolali aman dari daging sapi gelonggongan. Kasus daging basah ini terakhir kali pada tahun 2008. Disnakan pun telah mengawasi ketat peredaran daging sapi.

“Masyarakat supaya tetap waspada. Terlebih saat Ramadan dan Lebaran ini tentunya kebutuhan konsumsi daging bertambah,” ulasnya. Cukup mudah membedakan antara daging sapi segar dan gelonggongan. Jika daging itu segar, warnanya merah segar. Sementara itu, jika dipegang akan lengket di tangan. Sedangkan daging sapi gelonggongan warnanya lebih pucat. Selain itu, dagingnya tidak lengket.

Advertisement

rid

Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif