Langganan

Cemas di Masa Tenang Pemilu 2024 - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Kurniawan  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 13 Februari 2024 - 16:59 WIB

ESPOS.ID - Suasana Wedangan Jaga Demokrasi di Manahan, Banjarsari, Kota Solo, Senin (12/2/2024) malam. (Solopos.com/Kurniawan)

Esposin, SOLO—Masa tenang Pemilu 2024 diharapkan menjadi fase menenangkan suasana menjelang pemungutan dan penghitungan suara.

Sebab dalam beberapa bulan terakhir masyarakat sudah disuguhi santernya berbagai kampanye untuk menarik dukungan. Tidak jarang proses itu sampai bersinggungan dengan kandidat atau para pendukung kandidat lain.

Advertisement

Namun, pada praktiknya masa tenang justru menjadi masa puncak kecemasan bagi para kandidat dan tim suksesnya. Sebab nasib mereka segera ditentukan dalam beberapa jam ke depan, tepatnya pada Rabu (14/2/2024).

Demikian benang merah Wedangan Jaga Demokrasi di Manahan, Banjarsari, Solo, Senin (12/2/2024) malam. Seperti disampaikan pengamat politik nasional, Arif Nurul Imam, yang menjadi salah satu pembicara diskusi malam itu.

“Di masa tenang itu sejatinya menegangakan dan mencemaskan, khususnya bagi pasloin dan tim sukses,” ujar dia. Menurut Arif peluang terjadinya Pemilu 2024 dua putaran, terbuka. Sebab banyak pemilih belum menentukan pilihan.

Advertisement

“Potensi dua putaran cukup besar. Karena swing votter masih tinggi, termasuk yang undecided votter. Memang hari ini ada yang di 40-50 persen, tapi masih banyak juga pemilih yang potensial bergeser,” kata dia.

Para pemilih yang belum menentukan pilihannya menurut Arif kemungkinan akan menentukan pilihan pada detik-detik akhir. Isu atau gerakan yang akan muncul di detik-detik akhir bisa memengaruhi pilihan mereka.

“Isu yang dilempar, atau bisa ada tsunami politik yang men-down grade semua paslon. Ada yang diuntungkan, ada yang dirugikan. Karena itu bagi semua kandidat maupun timses, masa tenang ada lah masa mencemaskan,” urai dia.

Advertisement

Di masa tenang ini, menurut Arif, para kandidat dan timses-nya disibukkan dengan opini dan kontra-opini, serta gerakan dan kontra-gerakan. Sedangkan aktivis GMNI, Arie Yanitra, mengajak masyarakat berpikir secara jernih.

“Kami sebagai anak bangsa tidak boleh mengorbankan segala sendiri-sendiri kekerabatan kekeluargaan kita hanya gara-gara pertarungan Pilpres lima tahun sekali, dan mekanisme itu diselesaikan 14 Februari 2024,” ujar dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif