Langganan

Cegah Antraks, Disnakkan Boyolali Larang Peternak Beli Sapi dari Gunungkidul - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 12 Juli 2023 - 20:37 WIB

ESPOS.ID - Petugas Disnakkan Boyolali menyuntikkan vaksin Antraks kepada sapi di Dukuh Wangan, Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Rabu (12/7/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Esposin, BOYOLALI -- Dinas Peternakan dan Perikanan atau Disnakkan Boyolali, melarang peternak membeli hewan seperti sapi dari daerah yang terpapar antraks seperti Gunungkidul, DIY. Hal itu sebagai langkah pencegahan dan antisipasi persebaran antraks di wilayah Kota Susu.

Apalagi, di Boyolali masih ada lima wilayah yang masuk kategori endemik antraks sehingga masih rentan terjadi persebaran baik ke hewan maupun manusia.

Advertisement

“Enggak boleh [lalu lintas ternak] dari Gunungkidul, baik itu hewan maupun produksinya. Enggak boleh dijualbelikan, enggak boleh dibeli. Kami larang,” kata Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali, drh Afiany Rifdania, mewakili Kepala Disnakkan, Lusia Dyah Suciati, saat ditemui wartawan di sela-sela vaksinasi antraks pada sapi di Banyuanyar, Ampel, Rabu (12/7/2023).

Afi menjelaskan bakteri Antraks sangat cocok berkembang di daerah dengan struktur tanah kapur. Ia menyebut daerah seperti Pati, Jawa Tengah, juga pernah ditemukan kasus serupa. Ia meminta peternak di daerah berkapur di Boyolali untuk tetap berhati-hati terhadap persebaran antraks.

Advertisement

Afi menjelaskan bakteri Antraks sangat cocok berkembang di daerah dengan struktur tanah kapur. Ia menyebut daerah seperti Pati, Jawa Tengah, juga pernah ditemukan kasus serupa. Ia meminta peternak di daerah berkapur di Boyolali untuk tetap berhati-hati terhadap persebaran antraks.

Daerah berkapur di Boyolali antara lain di bagian utara. Sedangkan lima wilayah yang masuk endemis antraks meliputi Banyuanyar di Kecamatan Ampel, Sumberagung dan Karangmojo di Kecamatan Klego.

Kemudian Desa Gunung di Kecamatan Simo dan Sempu di Kecamatan Andong. Populasi ternak di lima daerah endemis itu, berdasarkan data Disnakkan Boyolali ada 7.500 ekor. Disnakkan rutin mengadakan vaksinasi antraks maupun penyakit lainnya di daerah endemis itu.

Advertisement

“Total ada 28 kasus selama 2011-2012. Terakhir [ada kasus Antraks] 2012, akan tetapi setelah itu kami rutin mengecek sampel tanah di kelima daerah endemis,” jelas dia.

Afi menjelaskan sampel tanah di daerah endemis perlu diuji karena ketika hewan yang terkena Antraks disembelih, darahnya akan mengalir dan bakteri Antraks yang terkena oksigen akan membentuk spora.

“Nah, spora ini yang ada di tanah bisa berpuluh-puluh tahun tidak hilang. Makanya kami mengambil sampel justru di tanah karena hewannya kan sudah enggak ada. Jadi di tanah itu masih bisa dideteksi,” kata dia.

Advertisement

Lebih lanjut, Afi meminta warga waspada persebaran  dengan segera melapor ke petugas kesehatan hewan jika ada ternak sapi, kambing, dan domba yang mati mendadak di sekitar tempat tinggalnya.

Warga diminta jangan menyembelih apalagi mengonsumsi daging hewan tersebut. Hal itu karena dikhawatirkan hewan tersebut terkena antraks yang bisa menular ke manusia.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif