by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Rabu, 25 Agustus 2021 - 12:41 WIB
Esposin, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati melakukan vaksinasi door to door atau dari rumah ke rumah di wilayah Kecamatan Kedawung, Sragen, Rabu (25/8/2021).
Saat berkeliling bersama tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Kedawung I, Bupati bertemu dengan seorang pendekar yang takut jarum suntik. Pendekar yang diketahui bernama Agus Ristiyanto, 47, mengaku berdebar-debar dan merasa pusing meskipun sudah berhasil disuntik.
Awalnya, Yuni berkeliling mulai dari wilayah Desa/Kecamatan Kedawung meninjau vaksinasi warga difabel dan lanjut usia di wilayah desa itu. Dia kemudian bergeser ke Desa Wonokerso, Kedawung. Ada dua rumah yang disasar vaksinasi di Wonokerso tetapi diikuti lebih dari 10 orang yang vaksin.
Baca juga: Cerita Para Waria Ikuti Vaksinasi Covid-19 di Sragen : Pokoknya Divaksin Itu Enak
Tim nakes bersama rombongan Bupati bergerak ke Dukuh Pilangrejo RT 023, Wonokerso, untuk menyuntik orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) Sugiyanto, 29, bersama simbahnya, Kadiyem, 82. Sejumlah tetangga yang merawat mereka juga ikut divaksin.
“Saya masih berdebar-debar, Bu. Takut. Saya melihat jarum suntik tadi seperti malaikat maut. Ini rasanya pusing-pusing seperti melayang-layang,” katanya.
Baca juga: Sragen Punya 2 Lokasi Semburan Gas Rawa, Ada yang Macet, Ada yang Masih Aktif
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Hargiyanto meminta warga untuk mencarikan teh hangat untuk Agus. Warga terdekat bergegas membuatkan teh. Salah satu nakes meminta Agus untuk rileks dan meminta tidak memikirkan jarum suntik lagi.
“Pikirkan yang indah-indah! Masa pendekar takut suntik?” tanya Bupati.
“Pendekar juga manusia kan Bu,” jawab Agus. Setelah meneguk teh panas, Agus agak lega.
Baca juga: Muncul Dugaan e-Warong Fiktif di Sragen, Polisi Turun Tangan
Selama pantauan vaksinasi jemput bola itu, Yuni juga menemukan masih banyak warga lanjut usia (lansia) yang belum divaksin.
“Sebenarnya menyisir vaksinasi untuk difabel dan ODGJ tetapi malah bertemu lansia. Jemput bola lansia itu ternyata akan lebih cepat meningkatkan cakupan. Seperti Mbah Kadiyem tadi yang sudah berumur 82 tahun. Lansia yang sudah jompo saja tidak takut divaksin tetapi ada pendekar yang berumur 47 tahun malah takut disuntik,” katanya.