by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Rabu, 10 Juli 2024 - 15:38 WIB
Esposin, KLATEN -- SMAN 1 Cawas, Klaten, melakukan evaluasi dan pembenahan total menyusul insiden meninggalnya ketua OSIS sekolah tersebut akibat tersetrum di kolam ikan seusai mendapat kejutan ultah dari teman-temannya dengan ditabur tepung dan diceburkan ke kolam, Senin (8/7/2024).
Kepala SMAN 1 Cawas, Arik Sulistyorini, mengatakan peristiwa yang menimpa ketua OSIS itu di luar kuasa sekolah. “Itu di luar kuasa kami. Kejadiannya semua tak terduga. Selama 20 tahun kolam itu ada di sekolah, tidak pernah terjadi apa-apa,” kata Arik saat berbincang dengan Esposin, Rabu (10/7/2024).
Begitu dengan instalasi listrik untuk pompa air di kolam dan taman. Arik mengatakan sebelumnya tidak pernah terjadi apa-apa. "Perayaan ulang tahun juga enggak pernah kejadian seperti ini," jelasnya.
Arik mengatakan SMAN 1 Cawas, Klaten, sudah menjadi sekolah ramah anak dan anti-bullying. Sosialisasi terkait gerakan itu diberikan ke siswa. Terkait perayaan ultah ketua OSIS yang berujung petaka, Arik menjelaskan itu terjadi spontanitas oleh teman-teman korban dan tidak ada niatan untuk mencelakai.
Arik mengatakan SMAN 1 Cawas, Klaten, sudah menjadi sekolah ramah anak dan anti-bullying. Sosialisasi terkait gerakan itu diberikan ke siswa. Terkait perayaan ultah ketua OSIS yang berujung petaka, Arik menjelaskan itu terjadi spontanitas oleh teman-teman korban dan tidak ada niatan untuk mencelakai.
“Kemarin itu spontanitas dari anak-anak merayakan ulang tahun [ketua OSIS], dipupuri tepung terus diceburin kolam. Iya murni spontanitas. Jadi ya mohon maaf kejadiannya seperti ini. Ini di luar kuasa sekolah. Ini bukan berarti sekolah cuci tangan, tidak. Hanya sekolah tidak menyangka bakal sampai terjadi seperti itu,” jelas Arik.
Arik menjelaskan peristiwa itu terjadi di saat aktivitas pembelajaran libur bersamaan dengan akhir semester. Sejumlah siswa datang ke sekolah untuk membahas terkait rencana kegiatan OSIS pada Juli ini. Di saat bersamaan, ketua OSIS berulang tahun.
Lebih lanjut, Arik berharap peristiwa serupa tak terjadi lagi. Tak hanya di SMAN 1 Cawas, dia berharap peristiwa itu tak terjadi di sekolah lain di seluruh Indonesia.
“Harapan kami semoga kejadian ini tidak terjadi di mana pun di seluruh Indonesia. Perayaan-perayaan yang berakibat seperti ini, sudah tidak usah. Ulang tahun dimaknai dengan berdoa mendekatkan diri ke yang kuasa untuk ke depan instropeksi diri, apa yang akan diraih ke depan. Momen itu saja yang ditekankan ke anak-anak,” kata Arik.
Sebelumnya, Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Fajar Nugroho, 18, meninggal dunia seusai mendapatkan kejutan ulang tahun dari teman-temannya dengan diceburkan ke kolam ikan sekolah, Senin (8/7/2024) siang. Saat berada di kolam, Fajar berpegangan pada kabel dan tersetrum.
Saat kejadian tidak ada aktivitas pembelajaran di sekolah lantaran masih dalam masa liburan akhir semester. Korban bersama teman-temannya hari itu menggelar rapat berkaitan dengan kegiatan OSIS di sekolah tersebut yang dijadwalkan digelar 25 Juli 2024.
Fajar merupakan ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, dan bakal duduk dibangku kelas XII pada tahun ajaran 2024/2025. Selain menjadi ketua OSIS, Fajar pernah menjadi anggota Paskibra Kecamatan Cawas.
Meski demikian, polisi tetap melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab meninggal Fajar. Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa, menjelaskan penyebab korban hingga meninggal dunia akibat tersetrum masih didalami.
Umar mengatakan sudah ada pemeriksaan terhadap enam orang yang berada di lokasi saat kejadian. “Termasuk nanti kami akan memeriksa lagi satu orang [teman korban] yang dibawa ke rumah sakit [ikut tersetrum saat mencoba menyelamatkan korban],” kata Umar saat ditemui wartawan di Polsek Cawas, Selasa (9/7/2024).
Hasil klarifikasi sementara dari teman-teman korban, Umar menjelaskan korban sempat bercanda seusai diceburkan teman-temannya ke kolam. Teman korban berani menceburkan ke kolam lantaran mengetahui korban bisa berenang. Kedalaman kolam sekitar 1,75 meter.
Saat berusaha naik dari kolam, korban memegang kabel yang terbungkus pipa untuk pompa. “Saat pipa yang di dalamnya ada kabel itu tertarik, yang dirasakan korban kram. Kemudian temannya berusaha menolong. Satu orang masuk ke kolam dan kemudian kondisinya agak lemas. Sementara satu temannya bisa naik dan mematikan listrik. Setelah listrik dimatikan itu korban bisa dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit,” kata Umar.
Saat dibawa ke RSU Islam Cawas yang berlokasi tak jauh dari sekolah, Fajar sudah dinyatakan meninggal dunia. Sementara satu temannya yang berusaha menolong ikut dilarikan ke rumah sakit lantaran merasakan sesak napas.