by Chrisna Chanis Cara Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 19 September 2013 - 18:33 WIB
Esposin, SOLO -- Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Solo akan menyiapkan digitalisasi naskah kuno dalam format digital melalui konsep Solo Heritage Digital Library.
Kepala Kantor Arpusda Solo, Radik Karyanto, saat ditemui wartawan di sela-sela seminar Perpustakaan di Era Digitalisasi Media di Balai Kota, Kamis (19/9/2013), mengatakan keberadaan Solo Heritage Digital Library diharapkan bisa menjadi rumah bagi koleksi pustaka budaya di Solo. Pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pengelola perpustakaan Pura Mangkunegaran, Keraton Solo, Museum Radya Pustaka dan Masjid Agung untuk menghimpun naskah-naskah kuno yang ada di sana.
“Nantinya koleksi-koleksi ini dapat ditelusuri dalam sebuah website. Seumpama cari naskah sejarah Solo, nanti bisa di-search di sana, oh ternyata bukunya disimpan di Mangkunegaran,” terangnya.
Pihaknya mengakui selama ini potensi naskah kuno belum tergarap maksimal karena cenderung hanya tersimpan di tempat masing-masing. Akibat minim promosi, imbuhnya, banyak warga yang belum mengetahui harta karun literasi Kota Bengawan. Menurut Radik, portal tersebut nantinya akan memuat naskah kuno hingga puluhan ribu judul.
“Solo punya koleksi pustaka budaya yang luar biasa. Sayang jika tak dimaksimalkan.”
Selain pengelola perpustakaan, pihaknya bakal berkonsultasi dengan akademisi dan pustakawan untuk mengonsep website tersebut. Radik menargetkan portal naskah kuno itu dapat terealisasi tahun depan, setelah pembangunan kantor baru Arpusda di bekas kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
“Kami sudah mengajukan anggaran pembangunan di 2014 sebesar Rp7,5 miliar. Saat ini masih menunggu proses APBD Perubahan 2013 untuk mengonsep DED (detail engineering design),” tuturnya.
Pemerhati perpustakaan dari Universitas Sebelas Maret, Harmawan, mengatakan posisi perpustakaan kini tak sekadar menjadi pemilik koleksi, melainkan penyedia akses tanpa kenal batas ruang dan waktu.
Oleh karenanya, konsep perpustakaan digital penting untuk mewujudkan misi tersebut.
“Mulai dari koleksi, fasilitas teknologi informasi hingga pustakawan harus dioptimalkan untuk mewujudkan perpustakaan digital.”
Menurutnya, selama ini langkah menuju perpustakaan digital cenderung terbentur pada permasalahan dana, rendahnya keterampilan staf dan promosi kurang.